Farhat Abbas Ingatkan Pengurus Pandai Waspadai Politik Adu Domba!
Jakarta, Dekannews-Ketua Umum Partai Negeri Daulat (Pandai) Farhat Abbas meminta pengurus dan kader mewaspadai upaya politik adu domba. Tak cuma itu, pengurus juga diimbau menghindari politik oligarki dan melawan upaya penerapan sistem politik mayoritas tunggal.
"Pengurus Pandai saya ingatkan agar mewaspadai skenario politik devide et empera di internal parpol yang dikembangkan pihak luar sebagai strategi umum untuk melumpuhkan parpol lainnya. Parpol kompetitor yang menciptakan insoliditas internal harus kita lawan," katanya di Jakarta, kemarin.
Farhat mengingatkan, parpol apabila tidak menegakan prinsip-prinsip demokrasi memang akan sangat mudah dihancurkan dari luar. Dibikin konflik yang terangkat ke permukaan, hingga menciptakan kondisi tidak nyaman bagi para pengurus dan fungsionarisnya.
Implikasinya, kinerja parpol yang sedang dihancurkan akan menurun dan publik akan hilang kepercayaan kepada parpol-parpol yang dilanda konflik berkepanjangan itu. Parpol-parpol tersebut pun akan semakin sulit untuk membangun kemesraan dengan seluruh konstituen. "Pada akhirnya akan ditinggalkan para pemilih setia," katanya.
Menurutnya, upaya adu domba parpol paling mungkin dilakukan kelompok kekuatan yang sedang berkuasa. Namun tidak berarti dalam adu domba tersebut tidak ada blessing in disguise (hikmah). Kata dia, keluarga besar Pandai memandang potret destruksi demokrasi sebagai peluang terbuka, sekaligus alternatif yang bisa diharapkan untuk menumbuh-kembangkan obsesi politik yang ideal berlandaskan aturan undang-undang.
Dijelaskannya, sistem desentralisme dan pemerataan kewenangan yang saat ini dibangun Pandai merupakan cara untuk menghindari upaya penghancuran dari pihak luar. Selain itu, juga bertujuan untuk memperkuat organisasi dan menghindari praktik oligarki. "Pandai jelas akan beda dengan sejumlah parpol yang ada, para politisi dan atau calon politisi bisa merapat ke Pandai. Kita akan menerapkan cara-cara demokratis dalam mengelola partai," ujarnya.
Farhat menambahkan, Pandai juga akan menjadi parpol baru yang menawarkan sikap keterbukaan. Sebab, tujuan dibentuknya Pandai untuk menyelamatkan demokrasi di negeri ini dari ancaman reformasi, yakni Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).
"Parpol merupakan salah satu pilar demokrasi. Karena itu, menyelamatkan parpol harus menjadi kesatuan agenda bersama. Tapi kita juga dengan penuh kesadaran kolektif harus berani menghadapi parpol egois yang ingin membangun kekuasaan dengan mayoritas tunggal (single majority).
Dalam literasi politik, kata dia, hanya negara komunis yang mengukuhkan politik mayoritas tunggal. Sebagai negara yang berpaham demokrasi dan berideologi Pancasila, diharamkan adanya mayoritas tunggal.
"Pandai akan melawan upaya menciptakan kekuatan politik mayoritas tunggal. Negara dan bangsa ini terlahir untuk maju dan membangun bersama-sama. Kita akan melawan politik Devide et Impera, oligarki parpol dan single majority," pungkasnya.(fn)