Video Viral: Tidak Percaya Hasil Quick Count, Anies Mengkritik, Sebut Perlu Sedot Seluruh Darah untuk Diperiksa di Lab.

Anies Baswedan-Foto-Tangkapan Layar dari Vidio Viral TikTok

Namun, hingga Selasa (20-02-24), Anies belum mengakui kekalahan dalam Pilpres 2024 berdasarkan hasil sampling quick count. 

Oleh  : Sugiyanto (SGY)-Emik
Ketua Himpunan Masyarakat Nusantara (Hasrat)

 

Sebuah video viral menyebar di media sosial, termasuk TikTok, menampilkan Anies Baswedan sedang mendiskusikan hasil quick count Pilpres dengan lawan bicaranya. Anies mengkritik dengan menyatakan tak masalah jika seseorang tidak percaya pada hasil quick count, menyamakannya dengan perlu menyedot seluruh darah untuk diperiksa di lab. Pernyataan Anies ini mungkin merujuk pada Pemilu Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014 yang diselenggarakan pada 9 Juli 2014.

 

Dalam video viral tersebut, Anies Baswedan memulai dengan peryataan mengenai hasil pemilihan pada tanggal 9 sudah diketahui, menyiratkan sample hasil quick count Pilpres 2014 pada 9 Juli 2014. Lawan bicara Anies membantah, menyebutnya baru hasil quick count, bukan real count. Anies mengatakan tak masalah tidak percaya pada sampel, tetapi jangan periksa darah lagi di lab, dengan analogi satu tetes darah. 

 

Lawan bicara Anies  menekankan pemeriksaan satu tetes untuk seluruh darah, Anies merespons dengan sarkasme dan menyarankan menyedot seluruh darah jika tidak percaya pada satu tetes.

Lawan bicara Anies mencoba analogi masak sayur, Anies menanggapi dengan mengatakan harus mencoba semuanya, tidak hanya satu sendok. 

 

Anies membahas metode sampling yang benar dalam quick count. Lawan bicara Anies menyela dengan menyebut anak-anak tidak boleh masuk sekolah berdasarkan statistik. Anies tertawa dan menyatakan bahwa quick count memiliki ilmunya, namun menurutnya, orang yang tidak percaya pada quick count sebagai proses belajar masih bisa dianggap hal baik. Anies menegaskan bahwa jika seseorang memutuskan terlibat dalam proses demokratis, dia harus memiliki kesadaran bahwa demokrasi memiliki nilai, sementara lawan bicara menyinggung implikasinya.

 

Pada akhir pembicaraan dalam video viral tersebut, Anies menyoroti pentingnya kesadaran dalam berdemokrasi, menggunakan analogi pertandingan sepak bola yang terus diperpanjang demi kemenangan. Anies mengakui ketidaksempurnaan, merujuk pada Ujian Nasional dan Pemilu yang diharapkan sempurna. Ia menekankan realitas masalah di jalanan dan perlunya kaji sistematis jika ada masalah sistematik dari 470.000 Tempat Pemungutan Suara (TPS), dengan catatan bahwa harapan zero error di Indonesia saat ini tidak mungkin.

 

Hal yang dapat disimpulkan dari video viral tersebut adalah bahwa Calon Presiden nomor urut 1, Anies Rasyid Baswedan, berdasarkan hasil quick count Pilpres 2024 pada tanggal 14 Februari 2024 mengalami kekalahan. Calon Presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, keluar sebagai pemenang Pilpres 2024 berdasarkan hasil sampling quick count dengan memperoleh suara sekitar 55-60 persen, sementara Anies hanya memperoleh suara 20-25 persen, dan Calon Presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, hanya memperoleh suara sekitar 15-20 persen.

 

Namun, hingga Selasa (20-02-24), Anies belum mengakui kekalahan dalam Pilpres 2024 berdasarkan hasil sampling quick count. Situasi ini menciptakan perhatian, terutama setelah beredarnya video viral tentang Anies yang berbicara mengenai akurasi hasil sampling quick count, menjadikannya patokan bagi mereka yang terlibat dalam proses demokratis. Oleh karena itu, muncul pertanyaan di kalangan publik mengenai konsistensi pernyataan Anies. Seandainya Anies konsisten dengan ucapannya mengenai quick count sebagai dasar sampling, seperti periksa satu tetes darah di lab, seharusnya ia telah mengakui kekalahan dan memberikan ucapan selamat kepada Prabowo Subianto.

 

The End.