PDIP Sepakat Dengan Survey CSIS : Anies Gagal Penuhi Janji Kampanye

Dwi Rio Sambodo. (Ist)

Jakarta, Dekannews - Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PDIP Dwi Rio Sambodo mengatakan merujuk hasil survey CSIS mengenai penilaian ahli terhadap kinerja Pemprov telah menunjukan bahwa Gubernur DKI Jakarta Anies gagal dalam mewujudkan pembangunan berdasarkan janji-janji kampanyenya.

Rio menilai hasil tersebut bisa dipercaya dan objektif yang menyebut 51,8 persen ahli tidak puas dengan kinerja Pemprov DKI. Mengingat, kata dia, respon para ahli tersebut dilandaskan dari kajian dan sudut pandang tentang RPJMD.

"Apakah seluruh program pembangunan yang menjadi visi misi Anies Baswedan terbukti dilaksanakan atau tidak," ujarnya, Minggu (12/6).

Menurut anggota Komisi A itu, hasil survei dengan responden para ahli tersebut adalah gambaran riil bahwa Pemprov DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Anies Baswedan gagal dalam memenuhi janji kampanyenya "Maju Kotanya, Bahagia Warganya".

"Tak ada satupun program yang bisa dijalankan, dari penanganan banjir, kemacetan, Rumah DP 0 Rupiah, naturalisasi sungai, OKE OCE, dan lain-lainnya,” tegasnya.

Melihat fakta sebenarnya, dia menambahkan, di bawah kepemimpinan Anies selama menangani Jakarta, belum satupun permasalahan krusial terselesaikan.

“Selama ini, Anies hanya bekerja untuk pencitraan dirinya. Permasalahan substansial seperti banjir, macet, air bersih, pemukiman kumuh justru tidak tersentuh. Sehingga hasil survei CSIS tersebut, menurutnya, sesuai dengan apa yang terjadi di realitas yang ada di lapangan,” tutupnya.

Sebelumnya, Centre for Strategic and International Studies (CSIS) merilis hasil survei terbarunya. Survei yang dilakukan pada 29 Maret hingga 12 April 2022 ini, salah satunya menyorot masalah penilaian ahli terhadap kinerja Pemprov DKI Jakarta yang dipimpin Anies Baswedan dan Ahmad Riza Patria.

Hasilnya, 51,8 persen responden ahli mengaku tak puas. Responden ahli dalam survei CSIS ini adalah peneliti, akademisi, wartawan, pengusaha, anggota DPR/DPRD, anggota parpol, birokrat, dan mahasiswa. Mereka dipandang memiliki pengetahuan dan keahlian dalam memprediksi dan menganalisis isu-isu sosial, politik, dan ekonomi. Survey CSIS disebutkan menyasar para ahli.

"Yang namanya ahli itu lebih objektif mungkin dalam melihat persoalan. Mereka lebih mengerti tentang persoalan-persoalan di Jakarta atau juga mungkin mereka lebih tau plus minus dari suatu kebijakan," kata peneliti di Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS Noory Okhtariza dalam siaran pers, Senin (6/6). (Zat)