Dukung Hilirisasi Industri, Prabowo: Kekayaan Harus Diolah oleh Anak-anak Indonesia

Potret Prabowo dengan para pebisnis muda di acara deklarasi dukungan Relawan Kaukus Generasi Muda Islam

Dekannews, Jakarta - Indonesia berpeluang besar menjadi negara maju. Hal tersebut dikatakan capres nomor urut 2 Prabowo Subianto, di acara deklarasi dukungan Relawan Kaukus Generasi Muda Islam (Gemuis) di Balai Kartini, Jakarta, Senin (18/12).

Prabowo mengungkapkan, sumber daya seperti nikel dan bauksit yang dikelola secara mandiri akan membawa Indonesia menjadi negara kuat. Itulah yang mendasari kebijakan  hilirisasi industri yang saat ini digencarkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Saya paham bahwa untuk menjadi kuat, ekonomi harus kuat, kekayaan kita harus dikuasai oleh putra putri bangsa Indonesia. Dan itu strateginya Pak Jokowi, yaitu hilirisasi," ujar Prabowo. 

"Semua pemimpin Indonesia bercita-cita Indonesia berdiri di atas kaki sendiri," kata dia.

Prabowo melanjutkan, melakukan hilirisasi artinya sumber daya alam Indonesia tidak akan lagi dijual mentah dengan harga murah. Ia pun menegaskan dirinya dan cawapres nomor urut 2, akan terus mendorong kebijakan tersebut.

"Kekayaan [sumber daya alam] Indonesia harus diolah di bumi Indonesia, oleh anak-anak Indonesia."

Menurut Prabowo, pengelolaan sumber daya alam secara mandiri akan menciptakan banyak lapangan kerja yang diharapkan dapat menekan angka kemiskinan.

"Saya mengatakan kepada tim Koalisi Indonesia Maju, kita harus berani bercita-cita tinggi, cita-cita yang luhur yaitu menghilangkan kemiskinan dari bumi Indonesia," ujar dia. 

Dalam kesempatan tersebut, Prabowo menyampaikan  harapannya agar tidak lagi melihat anak-anak kekurangan gizi serta anak muda yang kesulitan mencari pekerjaan. Ia mengatakan saat ini keputusan ada di tangan masyarakat untuk memilih pemimpin yang mampu mengelola kekayaan alam Indonesia tersebut.

"Percayalah Indonesia sangat kaya," tegas Prabowo. 

"Rakyat harus memilih pemimpin yang bisa mengelola kekayaan Indonesia dan hasil kekayaan ini harus bisa dinikmati seluruh masyarakat." (tfk)