Caleg Gerindra Ini Minta KPU Jaga Asas Luber

Munir Arsyad (berjas coklat) bersama Sekjen Bamus Betawi Syarif, Sekjen FBR Daniel, Ketua Forkabi Jaktim H. Juanda dan Wakil Ketua FKDM Budi Siswanto. (Foto: Harum)

Jakarta, Dekannews- Caleg Partai Gerindra untuk Dapil DKI Jakarta V, Munir Arsyad, meminta KPU menjaga asas Luber (langsung, umum, bebas dan rahasia) pada penyelenggaraan Pemilu 2019, demi terciptanya Pemilu yang berkualitas dan berkeadilan, serta bebas dari kecurangan.

"Saya mohon KPU jaga asas Luber demi Pemilu yang berkualitas, aman, damai dan kondusif," katanya usai acara Maulid Nabi SAW dan haul ke-16 pendiri YPI As Sa'adah, almarhum HM Arsyad Mualim, di Masjid As Sa'adah, Jalan Swakarsa 1B, Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Minggu (31/3/2019).

Mantan bendahara umum Bamus Betawi ini mengakui punya pengalaman buruk saat Pemilu Legislatif (Pileg) 2014.

Kala itu, katanya, ia mendapat suara yang cukup signifikan, namun suara itu hilang di KPUD DKI Jakarta, sehingga dirinya gagal menjadi anggota DPRD.

"Karena itu sekarang saya imbau, KPU lakukanlah yang terbaik. Jalankan tugas dengan benar dan jangan melanggar aturan. Jangan lagi ada praktik jual beli suara, sehingga merugikan satu caleg, namun menguntungkan Caleg yang lain," katanya.

Caleg nomor urut 7 ini optimis jika tidak dicurangi lagi, ia akan melenggang ke Parlemen karena dukungan untuknya sudah lebih dari cukup.

Dukungan itu antara lain datang dari orangtua siswa YPI As Sa'adah yang ia pimpin, dari anggota majelis ta'lim As Sa'dah, dari perguruan pencak silat di Jakarta Timur, dan dari para habaib, ulama, kyai dan keluarganya yang bermukim di Dapil DKI Jakarta V yang meliputi Kecamatan Duren Sawit, Jatinegara dan Kramat Jati.

"Pada 29 Maret 2019 kemarin saya juga dapat dukungan dari tokoh-tokoh Banten, Madura, Ambon dan Betawi," katanya.

Seperti diketahui, publik menilai KPU sebagai penyelenggara Pemilu dan Bawaslu sebagai lembaga pengawasnya, memperlihatkan indikasi telah berpihak pada pasangan calon (Paslon) nomor urut 01 pada Pilpres 2019, sehingga pendukung Paslon nomor urut 02 meminta lembaga pemantau independen internasional untuk mengawasi penelenggaraan Pemilu 2019.

Munir mengakui kalau indikasi itu juga membuatnya khawatir, sehingga ia akan mengerahkan para saksi dari saat pencoblosan di TPS, hingga penghitungan suara di KPUD.

"Saya minta kalau perlu mereka menginap di KPU agar jangan sampai suara yang kita peroleh berpindah ke Caleg yang lain," katanya.

Di sela-sela acara Maulid dan haul, Munir sempat mengampanyekan dirinya kepada hadirin. Mereka diingatkan agar pada 17 April 2019 mendatang jangan lupa memilih dirinya. (rhm)