Andai Aku Anggota Dewan, Kubuat Jalan ke Surga

Sugiyanto Aktivis Senior Jakarta

ANDAI aku anggota dewan, Akan kuambil gaji setara UMR, Sebisa mungkin hidup sederhana, Menghindari gemerlap dunia yang memabukkan, Karena amanah adalah beban, bukan kemewahan yang perlu dielukan

Oleh : Sugiyanto (SGY)

Aktivis Senior Jakarta

Andai aku anggota dewan, Akan kutulis kontrak antara mati dan hidup, Perikatan dalam sumpah suci tanpa ragu, Berjanji demi amanah, tanpa mundur, tanpa goyah.

Andai aku anggota dewan, Akan kubuat perjanjian tegas, siap dipecat partai, Sikapku demi kebenaran, tanpa takut, Tujuanku hanya mengabdi untuk rakyat, bukan sekadar jabatan sesaat.

Andai aku anggota dewan, Akan kuambil gaji setara UMR, Sebisa mungkin hidup sederhana, Menghindari gemerlap dunia yang memabukkan, Karena amanah adalah beban, bukan kemewahan yang perlu dielukan.

Andai aku anggota dewan, Gajiku dan pendapatan lainnya akan mengalir, Untuk mereka yang terpinggirkan, yang terlupakan, Aku hanya berharap senyum rakyat Menjadi cahaya yang menerangi negeri ini, menghapus segala kelam.

Andai aku anggota dewan, Yakinlah, akan kuseret pelaku korupsi ke penjara, Di hadapan hukum, takkan ada kompromi, Mereka harus tahu, amanah tak bisa dibeli, apalagi dihinakan.

Andai aku anggota dewan, Akan kunyatakan pendapat dengan lantang, Tak gentar pada kepala daerah yang curang, Tak akan kubiarkan rakyat terinjak oleh kelicikan dan kebohongan.

Andai aku anggota dewan, Yakinlah, hak angket akan selalu kuajukan, Untuk para kepala daerah yang menghamburkan uang rakyat, Demi kebenaran, takkan kubiarkan luka rakyat menganga.

Andai aku anggota dewan, Yakinlah, setiap waktu, akan kuajukan hak interpelasi, Terhadap kepala daerah yang menindas rakyat dengan aturan, Tak akan kubiarkan keadilan terkoyak oleh kebijakan zalim.

Jika aku dipecat, aku akan tersenyum, Karena telah kubela kebenaran hingga akhir. Jika aku terluka atau sakit, aku bahagia, Karena rakyat tersenyum, aku merasa telah menunaikan amanah. Jika aku mati, Aku percaya, surga menyambutku dengan tangan terbuka, karena aku telah memilih jalan lurus tanpa noda.

Puisi ini kutulis dengan inspirasi atas informasi temanku, Darmansyah, tentang pembongkaran 32 bangunan warga di Jalan Pluit Karang Karya, Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara, oleh Satpol PP Jakarta Utara.