Wow! Total Deviden Perusahaan Bir PT. Delta Rp. 349,74 Miliar, Sebaiknya Gubenur Anies Beri Apresiasi

Aktivis dan Pemerhati Kebijakan Publik DKI Jakarta-Foto (Ist)

Memperhatikan akumulasi deviden yang besar ini, sebaiknya Gubernur Anies dapat memberi apresiasi secara terbuka atas kinerja PT. Delta Djakarta, Tbk. Hal ini penting untuk mendorong kinerja perusahaan lainnya. Bila DKI menanam saham pada satu perusahaan, tetapi terus mendapat rugi usaha, maka saham itu sebaiknya di lepas saja.

Oleh  : Sugiyanto (SGY)
Aktivis dan Pemerhati Kebijakan Publik Jakarta

Publik mengetahui, Gubernur Anies Baswedan sangat ingin menjual saham DKI Jakarta di perusahaan Bir PT. Delta Djakarta, Tbk. Namun hingga mendekati akhir masa jabatannya, tetap belum terjual. Bila saham itu lepas maka diperkirakan Pemprov DKI Jakarta akan memperolah dana segar senilai Rp 1,2 triliun. 

Alih-alih berhasil terjual, dari saham DKI di PT. Delta itu malah terus mendatangkan keuntungan  berupa pembagian deviden. Selama era kepemimpinan Gubernur Anies Baswedan, pembagian deviden telah dilakukan selam 5 (lima) kali  yakni dengan total nilai Rp. 349,74 miliar. Jumlah ini merupakan akumulasi sejak tahun 2018 hingga tahun 2022.

Pembagian deviden pertama pada bulan April 2018. PT. Delta membagi deviden  tahun  buku 2017. Hasil dari laba usaha yang dibagikan untuk DKI senilai Rp. 54,65 miliar. Kemudian pembagian kedua pada bulan Juli 2019 yaitu untuk tahun buku 2018. Untuk tahun ini DKI mendapat deviden Rp. 100,47 miliar.

Pembagian keuntungan usaha ketiga dilakukan pada bulan Agustus 2020. PT Delta juga membagi deviden yakni untuk tahun buku 2019. Pada tahun ini DKI mendapat deviden senilai Rp  81,97 miliar. Lalu  pembagian deviden keempat pada bulan Agustus 2021. PT Delta kembali membagi deviden untuk tahun buku 2020. DKI Jakarta mendapat pembagian deviden senilai Rp 52,55 miliar.

Yang tetakhir  pada bulan Juli tahun 2022. Pembagian dilakukan untuk tahun buku 2021. Kali ini PT. Delta membagi deviden untuk DKI Jakarta senilai Rp 60,1 miliar. Jumlah total penerimaan atau akumulasi deviden dari saham DKI di Perusahaa Bir PT. Delta Djakarta, Tbk adalah senilai Rp 349,74 miliar.

Memperhatikan akumulasi deviden yang besar ini, sebaiknya Gubernur Anies dapat memberi apresiasi secara terbuka atas kinerja PT. Delta Djakarta, Tbk. Hal ini penting untuk mendorong kinerja perusahaan lainnya. Bila DKI menanam saham pada satu perusahaan, tetapi terus mendapat rugi usaha, maka saham itu sebaiknya di lepas saja.

Khusus Perusahaan BUMD milik DKI yang terus mengalami rugi usaha, maka perlu segera mengganti seluruh direksi dan komisarinya. Kebijakan penundaan Penyertaan Modal Daerah (PMD) pada BUMD itu juga perlu dijalankan. Bila langkah ini telah dilakukan tetapi tetap tak ada perbaikan management dan terus merugi, maka gubernur dapat segera menghentikan kegiatan usaha BUMD itu. 

Dalam hal rugi usaha BUMD akibat dari kebijakan pro rakyat, maka harus ada strategi khusus agar BUMD tetap mendapat untung dari kegiatan usahanya. Semua orang mengetahui bahwa rugi usaha perusahaan BUMD adalah beban bagi Pemprov DKI Jakarta. Hal ini juga merupakan kerugian nyata bagi masyarakat Jakarta.  Dalam hal ini, modal BUMD adalah  dana Pemprov DKI Jakarta yang merupakan uang rakyat. BUMD harus mencetak untung bukan malah memproduksi rugi usaha. 

Sebagai dasar pemicu agar BUMD bisa mencatat untung usaha, maka Gubernur Anies dapat menjadikan Perusahaan Bir PT. Delta Djakarta, Tbk sebagai contoh kongkrit. Alasannya karena meskipun Gubernur Anies keukeuh ingin tetap melepas saham DKI di PT. Delta, tetapi tetap terus mencetak untung usaha. Kinerja PT Delta juga tak tergangu dan tetap konsisten membagi keuntungan berupa deviden pada Pemprov DKI Jakarta dengan total mencapai 349,74 miliar. 

Merupakan hal yang pasti bahwa pembagian dari keuntungan usaha kepada Pemprov DKI Jakarta sangat besar mamfaatnya. Setoran dividen PT. Delta dan dari perusahaan lainnya, termasuk BUMD itu akan masuk dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) pada tahun berkenaan sebagai penerimaan yang berasal dari aset yang dipisahkan. 

Dari dana APBD DKI Jakarta inilah Gubenur Anies bisa menjalankan semua program pembangunan dan janji-janji kampanye. Diantaranya membangun Program Rumah DP 0 Rupiah, Sumur Resapan, Pembangunan Tempat Sampah Modern ITF Sunter, Program penganti ganjil genap yakni Jalan Berbayar atau Elektronik Road System (ERP), Naturalisai Sungai, dan Pembangunan Stadium JIS, serta Penyelenggaran Formula E.

Program lainnya di DKI Jakarta juga dijalankan dengan dana APBD yang bersumber dari deviden dan pendapatan pajak daerah serta lainnya, termasuk program membuat complete street di jalan Sudirman yang saat ini viral di media sosial Instagram maupun TikTok lewat konten-konten yang memperlihatkan remaja Citayem kerap nongkrong dengan pakaian atau outfit tertentu. Kegitan remaja Citayen ini disebut Netizen dengan istilah Citayem Fashion Week. 


The End.