TGB: Tidak Boleh Lagi Mendikotomikan Antara Agenda Keumatan dan Agenda Kebangsaan
TGB: Tidak Boleh Lagi Mendikotomikan Antara Agenda Keumatan dan Agenda Kebangsaan
JAKARTA MPI, Dekannews - Ketua Harian Nasional DPP Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi menyatakan kegiatan keumatan tidak boleh dikotomikan dari agenda kebangsaan. Menurutnya, dua agenda tersebut harus sama-sama harus sejalan dibangun demi kemaslahatan bersama.
"Agenda kebangsaan itulah agenda Keumatan, agenda Keumatan itulah agenda kebangsaan, jangan sampai kita memformulasi agenda Keumatan tetapi itu ternyata tidak in line berjalan seiring dengan gerak bangsa kita,"kata TGB dalam sambutannya di acara Muslim Choice Award di Ballroom Hotel Park Hyatt Jakarta, Jumat (9/12/2022).
Sebagai umat muslim yang tinggal di Indonesia, TGB menyebutkan dalam merancang agenda keumatan harus sesuai dengan ideologi negara. Menurutnya, bangsa Indonesia dari awal berdirinya sudah menyepakati apa dasar konstitusinya.
"Kita di Indonesia ini sudah menyepakati negara bangsa, konstitusional ada dokumen metayuridis Pancasila UUD yang perumusnya adalah sebagian ulama," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi menjadi key note speech dalam acara Muslim Choice Award yang kelima. Diketahui, Muslim Choice Award ini merupakan bentuk apresiasi dari majalah Muslim Choice kepada mereka yang mempunyai peranan sosial yang sesuai dengan syariat Islam, baik sebagai pejabat publik, publik figur, lembag, atau perusahaan.
Di tahun 2022 ini, penghargaan diberikan kepada para figur yang mengemban amanah di tengah dinamika kebangsaan sepanjang tahun tersebut berjalan.
Dalam kesempatan tersebut, TGB menyatakan Nabi Muhammad SAW merupakan insan yang sangat menjunjung tinggi apresiasi.
"Tradisi untuk mengapresiasi orang lain adalah tradisi yang sangat islami," kata TGB dalam kesempatan tersebut di Ballroom Hotel Park Hyatt Jakarta, Jumat (9/12/2022).
"Dalam perjalanan Rasullullah Saw ketika beliau berdakwah di Makkah maupun di Madinah hari-hari Nabi itu adalah mengapresiasi orang lain," ucapnya menambahkan.
TGB melanjutkan, dalam dakwahnya Nabi sedikitnya dibantu oleh 124 ribu sahabat. Dengan banyaknya jumlah sahabat tersebut, Nabi mampu mengkonsolidasikan semua orang meski mempunyai berbagai macam perbedaan latar belakang.
"Kata para ulama kuncinya satu, Nabi SAW mampu dan konsisten untuk terus mengapresiasi semua elemen yang ada di Madinah," ujarnya. (tfk)