Subvarian Omicron Tak Diantisipasi Bisa Hambat Pemulihan Perekonomian Di Jakarta

Ilustrasi Varian Covid-19 Omicron. (Ist)

Jakarta, Dekannews - DPRD DKI Jakarta mendesak Pemprov serius melakukan langkah pencegahan seiring adanya lonjakan kasus Covid -19 di Jakarta. Pasalnya, saat ini Ibu Kota tengah dalam masa pemulihan ekonomi.  

Seperti diketahui, munculnya kasus varian baru Omicron BA.4 dan BA.5 mulai terdeteksi di sejumlah daerah di Indonesia. Subvarian baru tersebut dsinyalir sebagai penyebab lonjakan jumlah kasus Covid-19 dalam beberapa pekan terakhir. 

"Kita sudah pernah menghadapi beberapa masa lonjakan kasus, saya harap geraknya lebih cepat. Apalagi sekarang ada subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang penularannya cepat, kita harus siaga melakukan penegakan disiplin protokol kesehatan," ucap Idris di Jakarta, Selasa (14/6).  

Anggota Komisi E DPRD DKI ini, mengaku khawatir apabila kurang sigapnya Penanganan wabah Covid varian baru BA.4 dan BA.5, dikhawatirkan kasus kembali melonjak dan diketatkan lagi kegiatan masyarakat. Dampaknya akan menggangu  perekonomian Ibu Kota. 

"Jangan sampai pemulihan ekonomi kembali terhambat karena kurang antisipasi. Kasihan nanti resto, warung, UMKM harus mengurangi kapasitas atau malah harus tutup," ungkap Idris. 

Idris meminta Pemprov DKI tidak mengulangi lagi kelalaian periode meledaknya kasus Covid-19 varian Delta yang menyebabkan banyaknya korban jiwa. Kondisi saat ini harus dijaga, kegiatan sudah berjalan seperti keadaan normal. 

"Jangan sampai karena sekarang seakan-akan semuanya sudah normal, jadi tidak ada persiapan dari pemprov. Seperti Singapura misalnya, sudah memprediksi bahwa akibat dari subvarian Omicron tersebut, akan ada gelombang lonjakan di Singapura pada Juli atau Agustus 2022 mendatang," papar Idris.  

Karena itu Idris meminta pemerintah DKI untuk memperbanyak lagi sentra vaksinasi booster. Langaran angka capaiannya belum optimal.  Per Senin (13/6) kemarin, penerima vaksinasi ketiga di Jakarta berjumlah total 3.9 juta. Padahal, penerima vaksinasi dosis I dan dosis II yang ber-KTP Jakarta berjumlah 8.8 juta dan 7.9 juta. 

"Artinya belum sampai 50 persen. Saya mendorong Pemprov kembali memasifkan sentra-sentra vaksinanasi di semua wilayah untuk melindungi warga Jakarta," tutup Idris. (Zat)