Study Banding Formula E Terus Menuai Sorotan, Pengamat : Diduga Pemborosan Anggaran
Jakarta,Dekannews-Study banding Formula E ke Diriya Arab Saudi terus menuai polemik dan sorotan publik ditengah ketidakpastian pelaksanaan Formula E di Jakarta yang rencananya akan digelar pada Juni 2022.
Pengamat Kebijakan Publik Sugiyanto kepada media Jumat (4/2) menilai Study banding sudah tidak dibutuhkan lagi. Pasalnya semua persoalan terkait tekhnis penyelenggaraan Formula E seharusnya sudah diketahui oleh panitya sebelumnya.
Study banding itu harusnya dilakukan 2019, bukan saat ini. Sebelum terjadi kontrak, harusnya Jakpro dan panitya melakukan study banding, dan hasil dari study banding itu yang menjadi bahan acuan dalam kontrak,"jelas pria berkaca mata ini.
Karenanya pria yang disapa SGY ini menduga study banding tersebut hanya pemborosan. "Apa lagi saat ini pelaksanaan Formula E berpotensi batal atau ditunda, karena saat ini banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam pelaksanaannya salah satunya peningkatan jumlah covid,"tandasnya.
Karenanya Sgy meminta Jakpro jangan terlalu menghamburkan anggaran, karena anggaran yang dimiliki Jakpro sebagian besar adalah dari uang rakyat melalui APBD dari penyertaan modal daerah, kalau rugi akan berdampak pada Pemprof DKI Jakarta.
"Jakpro sudah banyak mengeluarkan duit untuk Formula E, pada tahun 2019 saja Jakpro telah mengeluarkan biaya berkisar Rp 14,24 miliar. Diantaranya untuk infrastuktur sirkuit Rp 9,43 miliar, biaya impact absorber tecpo Rp 1,98 miliar, biaya karyawan tim Formula E Rp 1,48, penelitian dan study kelayakan Rp 811 juta, pemindahan kantor Rp 114 juta, dan biaya sewa dan utilitas kantor sebesar Rp 425 juta.
Ia juga membantah jika pernyataannya ini akan membuat kegaduhan politik, tapi ini untuk memastikan tentang jadi atau tidaknya pelaksanaan Formula E, terlebih KPK telah melakukan penyelidikan kasus ini. "Apa lagi ini juga menyedot uang rakyat cukup besar ditengah kondisi ekonomi masyarakat yang terdampak covid,"tambahnya.(tfk)