Sinergi Dewas Om Pras, Bang Marullah, dan Dirut Arief Nasrudin: Strategi Sukses IPO dan Target 100 Persen Akses Air Bersih PAM Jaya pada 2029

KEHADIRAN Om Pras dalam struktur Dewan Pengawas membawa harapan kuat akan sinergi politik dan birokrasi yang efektif dalam mengawal misi strategis PAM Jaya
Oleh : Sugiyanto (SGY)
Ketua Himpunan Masyarakat Nusantara (HASRAT)
Hari ini, Senin, 4 Agustus 2025, menjadi momen penting dalam perjalanan transformasi Perusahaan Umum Daerah Air Minum Jaya (PAM Jaya). Sebuah foto yang menampilkan jajaran Dewan Pengawas baru, Direksi PAM Jaya, Kepala BPBUMD Syaifullah Hidayat serta sejumlah pihak terkait beredar di grup WhatsApp para aktivis. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta secara resmi mengumumkan susunan baru Dewan Pengawas PAM Jaya. Di antara nama-nama yang ditunjuk, terdapat tokoh publik dan birokrat senior yang telah lama dikenal masyarakat Jakarta karena rekam jejak, integritas, dan kontribusinya yang signifikan.
Adalah Prasetyo Edi Marsudi, atau yang akrab disapa Om Pras, dipercaya sebagai Ketua Dewan Pengawas, didampingi oleh Marullah Matali, tokoh birokrasi dan ulama kharismatik, serta Sang Made Mahendra Jaya dan Mirwan BZ Vauly sebagai anggota.
Kehadiran Om Pras dalam struktur Dewan Pengawas membawa harapan kuat akan sinergi politik dan birokrasi yang efektif dalam mengawal misi strategis PAM Jaya. Sosoknya dikenal luas sebagai politisi senior PDI Perjuangan yang memiliki gaya komunikasi terbuka, lugas, dan bersahaja. Pengalaman Om Pras selama tiga periode sebagai anggota DPRD DKI Jakarta, termasuk dua kali menjabat sebagai Ketua DPRD, membentuk dirinya sebagai aktor penting dalam pengambilan keputusan publik di Jakarta.
Di luar parlemen, ia aktif di berbagai organisasi kemasyarakatan, seperti KONI DKI, Banteng Muda Indonesia, dan Pemuda Demokrat Indonesia.
Penunjukan Om Pras bukan semata soal representasi politik. Dalam pernyataan usai pelantikan, ia menyampaikan komitmen untuk langsung tancap gas. Ia menegaskan pentingnya kontribusi konkret dalam memastikan terwujudnya akses air bersih yang merata, terjangkau, dan berkelanjutan bagi seluruh warga Jakarta. Ia juga menekankan perlunya kolaborasi dan sinergi dengan berbagai pemangku kepentingan serta menggaungkan kampanye kesadaran lingkungan melalui edukasi air perpipaan.
Bersama Om Pras, hadir pula nama Marullah Matali, mantan Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta. Sosok Marullah dikenal sebagai putra Betawi yang berwibawa dan santun, dengan rekam jejak birokrasi yang panjang dan solid. Ia adalah figur yang diterima luas oleh masyarakat, baik sebagai pejabat publik maupun tokoh agama. Pendidikan tinggi yang ia tempuh di Universitas Islam Madinah, IAIN Syarif Hidayatullah, dan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), menjadi fondasi intelektual dan spiritual yang kuat dalam setiap kebijakan yang ia jalankan.
Keterlibatan Bang Marullah sebagai anggota Dewan Pengawas memperkuat posisi PAM Jaya dalam menghadirkan tata kelola perusahaan yang akuntabel, profesional, dan berpihak kepada masyarakat. Dengan pendekatannya yang inklusif dan berbasis nilai-nilai spiritual, Marullah diharapkan mampu menjembatani komunikasi antara PAM Jaya dengan masyarakat akar rumput yang selama ini masih kesulitan mendapatkan layanan air bersih.
Dalam konteks transformasi manajemen, Direktur Utama PAM Jaya, Arief Nasrudin, menjadi sosok kunci yang telah menginisiasi berbagai strategi akseleratif. Di bawah kepemimpinannya, PAM Jaya menetapkan target ambisius: cakupan 100 persen layanan air bersih untuk seluruh wilayah DKI Jakarta pada 2029. Hal ini mencakup perluasan jaringan perpipaan sepanjang 7.000 kilometer, pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) baru, seperti IPA Buaran III, serta restrukturisasi sistem distribusi yang selama ini masih tertinggal di wilayah-wilayah padat penduduk dan kawasan marjinal.
Program perluasan ini sesuai dengan amanat Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 7 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum Berbasis Perpipaan.
Dalam berbagai pernyataannya, Dirut Arief selalu menekankan pentingnya pendekatan menyeluruh: teknis, sosial, dan edukatif, untuk mendorong peralihan masyarakat dari air tanah ke air perpipaan. Salah satu upaya yang sedang ditempuh adalah peningkatan kepercayaan publik melalui transparansi dan kualitas layanan, yang menjadi faktor utama dalam menjajaki langkah strategis menuju Initial Public Offering (IPO) PAM Jaya di masa mendatang.
Langkah IPO tersebut dinilai penting tidak hanya sebagai upaya mendatangkan pendanaan swasta untuk mendukung ekspansi infrastruktur, tetapi juga sebagai bentuk akuntabilitas publik terhadap pengelolaan air bersih sebagai hak dasar warga negara. Rencana IPO PAM Jaya masih dalam tahap kajian dan diharapkan dapat terealisasi segera sebagai bagian dari skema pembiayaan jangka panjang.
Strategi PAM Jaya juga melibatkan pendekatan zonasi dan kolaborasi dengan perusahaan air minum dari daerah lain untuk transfer pengetahuan dan teknologi. Selain itu, keterlibatan aktif Dewan Pengawas dalam evaluasi berkala kinerja perusahaan juga bisa menjadi bagian penting dari tata kelola berbasis hasil (result-oriented governance).
Sinergi antara Ketua Dewan Pengawas Om Pras, Anggota Dewan Bang Marullah, serta anggota Dewan Pengawas lainnya dengan Direktur Utama Arief Nasrudin dan jajaran direksi PAM Jaya bukan sekadar simbol harmonisasi antara politik dan birokrasi, melainkan cerminan strategi kepemimpinan kolektif yang mampu mengakselerasi pencapaian target-target ambisius. Ketiganya merepresentasikan perpaduan pengalaman, integritas, dan kompetensi yang saling melengkapi.
Secara khusus, Om Pras hadir dengan kekuatan jejaring politik dan kepemimpinan legislatifnya, Bang Marullah membawa nilai-nilai spiritual dan pendekatan birokrasi yang membumi, sementara Arief Nasrudin memimpin korporasi dengan strategi berbasis data, inovasi, dan efisiensi operasional.
Dengan kepemimpinan yang solid dan dukungan penuh dari Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo, yang menekankan pentingnya kedaulatan air bersih di ibu kota, PAM Jaya berada pada jalur yang tepat untuk menjadi simbol keberhasilan transformasi layanan publik berbasis keadilan sosial dan keberlanjutan lingkungan. Target cakupan 100 persen air bersih pada 2029 bukanlah mimpi yang mustahil, melainkan sebuah keniscayaan yang sedang dirintis dengan langkah konkret dan kolaborasi strategis.