Revitalisasi Kampung Gembrong Pakai Dana Infak, DPRD DKI : Anies Jangan kejar Gimik Politik, Motifnya Harus Kemanusiaan

Gembong Warsono. (Ist)

Jakarta, Dekannews - Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono meminta agar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tidak menggunakan motif politik dalam menerapkan kebijakannya.

Pernyataan Gembong berkait  dengan penggunaan dana infak untuk revitalisasi Kampung Gembira Gembrong, di Jatinegara, Jakarta Timur.  

"Ini kan yang mau dikejar ini kan gimik-gimik politiknya, itu aja, motifnya harus keluar dari situ, motifnya harus kemanusiaan," kata Gembong saat dihubungi wartawan, Senin (4/7).

Meski demikian, Gembong tidak mempermasalahkan langkah yang diambil Anies tersebut, hanya saja ia mendorong agar hal serupa tidak hanya dilakukan di Pasar Gembrong, tetapi juga bisa diterapkan pada daerah-daerah lain karena setiap daerah memiliki hak yang sama.  

"Saya kira itu bagus tapi yang bagusnya itu kan harus konsisten diterapkan di DKI Jakarta, ketika di daerah lain seperti itu konsekuensinya Pemprov juga harus membangunkan dengan hal yang sama gitu loh," ucapnya.  

Dia juga sepakat dengan kebijakan tersebut Meskipun dalam pembangunan kampung Gembira Gembrong itu menggunakan dana infak. Dia mengapresiasi langkah membantu korban kebakaran Pasar Gembrong yang terjadi beberapa waktu lalu. 

"Ya gak dilarang, orang mau berbuat baik kok dilarang, enggaklah. Saya apresiasi, saya sepakat baik itu langkah yang positif tetapi yang paling penting adalah jangan hanya di Pasar Gembrong," ungkapnya.  

Diketahui sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah melakukan peletakan batu pertama revitalisasi Kampung Gembira Gembrong di Jakarta Timur. Anies menyebut revitalisasi itu menelan biaya Rp 7,8 miliar. 

"Kampung Gembrong ini rencananya dinamai Kampung Gembira Gembrong. Ada 136 unit yang nanti akan dibangun di atas lahan 1.200 meter persegi, yang menelan biaya 7,8 miliar," ujar Anies,Jumat (1/7) 

Mengutip dari rilis Pemprov DKI yang dipublikasi ppid.jakarta.go.id, total anggaran Rp 7,8 miliar itu merupakan uang hasil kolektif yang dikumpulkan Baznas Bazis DKI Jakarta, terutama dari pengumpulan infak  ketika dilaksanakan salat Idul Fitri di Jakarta International Stadium (JIS) awal bulan Mei lalu. (Zat)