Quo Vadis PSI, Etika Politik dan Feodalisme Parpol
Pemecatan Viani Limardi adalah pengkhianatan terhadap visi dan misi PSI sekaligus mencederai kepercayaan dan suara konstituen karena alasan yang digunakan adalah rekayasa dan kebohongan.
Oleh : Manche Kota
Ketua Umum Aliansi Timur Indonesia
Pemecatan Viani Limardi anggota DPRD DKI menyisakan tanda tanya pada “orang-orang” yang perna memberikan suaranya pada Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Partai PSI perna menjadi harapan publik memberikan warna yang berbeda pada kancah politik dan demokrasi.
Alasan pemecatan terhadap Viani Limardi adalah karena menggelembungkan laporan penggunaan dana APBD DKI untuk reses suatu keputusan yang patut didukung. Tetapi dalam kenyataan ternyata alasan tersebut terbantahkan.
Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris DPRD DKI Jakarta Augustinus mengatakan anggota Fraksi PSI Viani Limardi memang sudah mengembalikan sisa dana reses yang diterimanya.
Legitimasi Politik Citra dan Etika Politik.
Ambisi untuk memperoleh kekuasaan atau upaya mempertahankan kekuasaan adalah pemicu persaingan politik. Pertarungan kekuatan bisa mengambil beragam bentuk dari black campaign, pengerahan massa sampai ke polemik wacana.
J. Baudrillard dalam tesisnya menyatakan dalam upaya penggalangan opini dan pencitraan diri, partai politik mengerahkan semua sarana persuasi dari bentuk yang paling transparan, yaitu representasi, sampai dengan manipulasi dan simulasi.
Pada politik pencitraan orientasinya adalah kekuasaan yang cenderung menghalalkan semua rekayasa, intrik, penipuan agar tujuan kekuasaan tercapai. Dengan cara ini defisit kepercayaan publik mau ditutupi atau dicarikan kompensasinya.
Etika politik harus menjadi ruh bagi partai politik karena tanpa etika politik parpol hanyalah ruang kosong, etika politik harus hadir agar parpol tetap obyektif, menjadi patokan orientasi dan pegangan normatif.
Agar etika politik bisa menjadi ruh parpol, maka rekayasa dan kebohongan tidak perna boleh diberikan ruang apalagi menjadi alat untuk kesewenang-wenangan.
Feodalisme dan Kebohongan.
Parpol yang dikelola dengan cara-cara feodal tidaklah patut diberikan ruang dan kesempatan. Pada kasus Viani Limardi, PSI dengan terang benderang menampakkan wujud aslinya sebagai parpol feudal.
Pemecatan Viani Limardi adalah pengkhianatan terhadap visi dan misi PSI sekaligus mencederai kepercayaan dan suara konstituen karena alasan yang digunakan adalah rekayasa dan kebohongan.
Pada pemilu 2019 saya sekeluarga juga adik-adik saya arahkan untuk memilih PSI dengan ekspektasi bisa memberi warna baru dalam politik dan demokrasi kebangsaan, kenyataannya tertipu, selamat tinggal PSI.
The End