Proyek ITF Sunter Mangkrak, Pengamat : Harus Terus Berjalan, Jangan Sampai Kalah dengan Proyek JIS
Jakarta,Dekannews-Mangkraknya proyek pembangunan pengelolahan sampah modern intermediate treatment facility (ITF) Sunter di Kelurahan Sunter Agung, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara disoroti pengamat perkotaan Sugiyanto.
Menurut pria yang disapa SGY ini kepada media Selasa (6/7), sebaiknya Proyek ITF Sunter harus tetap berjalan, lantaran telah dirancang pembangunannya sejak era gubernur Foke.
Selain itu lanjutnya, kebutuhan ITF Sunter sangat mendesak sebab Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta pernah memperkirakan TPST Bantargebang Bekasi, Jawa Barat tidak bisa menampung Sampah Jakarta lagi dalam kurun waktu beberapa tahun kedepan. Karena jumlah sampah Jakarta diperkirakan berkisar antar 7.000-8000 ton per hari.
"Sejatinya, bila proyek ITF Sunter ini dapat terealisasi, maka akan mampu mengelola sampah masyarakat Jakarta sebanyak 2.200 ton perhari. Dalam prosenya, dilengkapi dengan turbin yang dapat mengkonversi energi panas menjadi listrik yang bisa mencapai 35 megawatt"
"Tentunya bila proyek ITF Sunter sukses, ini berarti Jakarta telah mampu mengelola sampah sendiri dengan cara modern. Sebab selama ini masih bergantung pada Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang Bekasi Jawa Barat dengan sistem sanittary landfill atau landfill mining,"tutur pria berkaca mata ini.
Namun dengan mangkraknya proyek ini, memunculkan pertanyaan mengenai terhentinya proyek pengelolahan sampah modern tersebut. Lantaran pada kenyataanya, PT. Fortum Finlandia selaku mitra kerjasama Jakpro dalam pembangunan sampah ITF Sunter telah memutuskan mundur.
Ini sangat kontras sekali dengan proyek Jakarta Internasional Stadion (JIS) yang letaknya hanya berseberangan jalan dengan lokasi proyek ITF.
Menurut Sugiyanto, berdasarkan informasi diketahui Kontruksi JIS telah mencapai 58,2 persen, dengan target penyelesaian pembangunannya diperkirakan rampung pada Oktober 2021.
Pemprov DKI Jakata melalui Jakpro mempercayakan Proyek Rp.4,08 triliun pembangunan JIS atau Stadion BMW dilksanakan oleh kerja sama oprasi (KSO) perusahaan BUMN KSO Wika Gedung-Jaya Kontruksi, dan PT Pembangunan Perumahan (PP).
"Sepertinya DKI sangat serius menuntaskan target waktu pembangunan JIS, sebab meskipun Jakarta dalam kondisi PPKM darurat Covid-19 tetapi pelaksanaan pekerjaan proyek Stadion BMW tetap berjalan,"ujarnya.
Karena itu SGY menilai, boleh jadi mangkraknya proyek ITF Sunter terjadi karena tergusur oleh pembangunan jembatan penyebrangan yang menghubungkan Stadion BMW dengan Lokasi proyek ITF Sunter, sehingga keberadaan pengelolahan sampah modern itu dapat dianggap sudah tak cocok lagi.
"Mengapa Pak Anis tak ngotot tuntaskan proyek ITF, seperti proyek JIS. Padahal saat groundbreaking ia mengaskan Jakarta sanggat membutuhkan ITF Sunter. Proyek ITF sendiri tak kalah pentingnya dengan Proyek JIS, jangan sampai terkesan ada pilih kasih dalam penanganan kedua proyek tersebut,"ujarnya.(tfk)