Pelajaran dari Isra Mikraj, TGB Zainul Majdi : Jangan Bergantung Pada Manusia
Dekannews - Peristiwa Isra Mikraj yang dialami Nabi Muhammad memiliki pelajaran berharga. Tokoh Nasional asal NTB TGB HM Zainul Majdi menyebut dari peristiwa itu mengajarkan supaya jangan bergantung segala hal kepada manusia.
"Dari latar belakang Isra Mikraj, pelajarannya jangan bergantung pada manusia, suatu ketika pegangan akan lepas, siapapun itu," katanya saat mengisi Tabligh Akbar Isra Mikraj di Lapangan Bola Taman Banten Lestari, Kota Serang, Sabtu (18/2/2023) malam.
Pada pengajian dengan tema Hijrah Menuju Pribadi yang lebih baik untuk menjemput Ridha Allah ini, Ketua Harian Nasional DPP Partai Perindo ini menyebut, bahkan dalam hubungan yang dekat antar manusia pada akhirnya akan pisah.
"Sesayang apapun pada istri akan pisah, tak tahu siapapun duluan entah suami atau istri (meninggal), " sambungnya.
Doktor Ahli Tafsir Alquran ini melanjutkan, ketika ditinggal oleh manusia maka harus berpegang ke yang maha kuat yaitu Allah SWT. Hadiah yang diberikan oleh Allah akan berlipat ganda.
"Seperti Nabi Muhammad saat diperjalankan dalam Isra Mikraj setelah ditinggal orang yang disayang, " urainya.
Saat Isra Mikraj, kata TGB, Nabi Muhammad diperjumpakan dengan nabi-nabi sebelumnya dari langit pertama hingga langit ketujuh. Kemudian Nabi Muhammad menuju Sidratul Muntaha.
"Rasulullah mencontohkan, saat kehilangan orang yang dicintai, justru semakin dekat kepada Allah, " tambah Cucu Pahlawan Nasional TGKH M Zainuddin Abdul Madjid ini.
Dalam Tabligh Akbar yang dihadiri Sultan Banten ke XVII Ratu Bagus Hendra Bambang Wisanggeni Soerja Atmaja dan Ketua DPW Perindo Provinsi Banten Mayjen (Purn) Joko Warsito ini juga menyinggung mengenai musibah yang menimpa manusia.
Seperti gempa di Turki terjadi saat orang sedang tidur, seperti juga terjadi di NTB pada 2018 namun korbannya tak sebanyak di Turki.
"Gempa dan musibah bisa menimpa siapa saja. Musibah tak terkait dengan dosa, itu Sunnatullah, " bebernya.
Pada masa Nabi Muhammad, disampaikan TGB, ada jug kejadian yang mirip seperti Covid-19, ada ratusan sahabat menjnggal.
"Apa itu artinya sahabat maksiat? Kan tidak. Tapi itulah musibah. Imam Ghazali mengatakan balak (musibah) ditolak dengan doa dan kedua dengan sabar," bebernya.
"Maka ketika menghadapi musibah, saya mengajak mari kokohkan kesabaran, " tambahnya.
Tabligh Akbar di Lapangan Bola Taman Banten Lestari, Kota Serang ini dihadiri ribuan orang masyarakat. Hadir pula perwakilan dari tokoh agama, tokoh masyarakat, dan pimpinan organisasi kemasyarakatan. (tfk)