Mengapa Percaya Surga dan Neraka Lebih Menguntungkan?

KETIKA seseorang percaya bahwa amal baiknya akan dibalas dengan kenikmatan surga dan dosa-dosanya bisa menjerumuskannya ke neraka
Oleh : Sugiyanto (SGY)
Ketua Himpunan Masyarakat Nusantara (HASRAT)
Beberapa hari ini, saya menulis artikel dengan nuansa religius. Banyak teman, baik dari kalangan aktivis, politisi, maupun rekan-rekan wartawan, bertanya apakah saya telah menjadi ustaz. Pertanyaan ini wajar, mengingat biasanya saya menulis tentang isu-isu politik, pemerintahan, atau permasalahan yang berkaitan dengan Jakarta, nasional, bahkan internasional.
Menanggapi pertanyaan tersebut, saya ingin menyampaikan bahwa saya bukan seorang ustaz. Saya hanyalah seorang awam yang beruntung karena sejak kecil hingga remaja sering bermain dan mengaji di langgar atau musala. Berkat pengalaman tersebut, saya memiliki sedikit pemahaman tentang ilmu agama Islam. Saya pernah belajar dari banyak guru ngaji. Meskipun tidak terlalu mendalam, saya juga pernah mempelajari ilmu tauhid, hadis, fikih, serta lainnya.
Selain itu, saya ingin menegaskan bahwa saat ini saya sedang menjalankan ibadah puasa dan amalan lain di bulan Ramadan. Sebagai bentuk ibadah, saya memilih untuk menulis hal religius. Setelah bulan Ramadan, saya akan kembali membahas berbagai isu, terutama yang berkaitan dengan permasalahan DKI Jakarta. Namun, untuk saat ini, izinkan saya menulis sebuah artikel berjudul "Mengapa Percaya Surga dan Neraka Lebih Menguntungkan?"
Dalam ajaran Islam, percaya kepada surga dan neraka merupakan bagian dari rukun iman, yaitu iman kepada hari akhir. Keyakinan ini bukan sekadar kepercayaan tanpa dasar, melainkan memiliki dalil yang kuat dalam Al-Qur’an dan hadis. Allah SWT berfirman:
"Dan barang siapa yang mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk surga dan mereka tidak akan dizalimi sedikit pun." (QS. An-Nisa: 124)
"Sesungguhnya orang-orang yang berdosa kekal di dalam azab neraka Jahanam." (QS. Az-Zukhruf: 74)
Dua ayat ini menegaskan bahwa surga adalah balasan bagi orang yang beriman dan beramal saleh, sementara neraka adalah hukuman bagi mereka yang berdosa dan menentang perintah Allah. Sebagai umat Islam, percaya kepada surga dan neraka adalah suatu kewajiban.
Ketika seseorang percaya bahwa amal baiknya akan dibalas dengan kenikmatan surga dan dosa-dosanya bisa menjerumuskannya ke neraka, maka ia akan terdorong untuk menjalani hidup dengan lebih baik. Hal ini menciptakan masyarakat yang lebih harmonis dan jauh dari keburukan.
Sebaliknya, jika seseorang mengingkari keberadaan surga dan neraka, lalu hidup dalam kesesatan dan kemaksiatan, maka jika ternyata surga dan neraka memang ada, ia akan mengalami kerugian yang amat besar. Rasulullah SAW bersabda:
“Mukmin manakah yang paling cerdas? Beliau bersabda: “Di antara mereka yang paling banyak mengingat kematian, dan juga yang paling terbaik persiapan untuk akhirat. Mereka itulah orang yang cerdas" (HR. Ibnu Majah).
Orang yang beriman kepada surga dan neraka akan lebih siap menghadapi kehidupan setelah kematian dengan banyak beribadah dan menjauhi dosa. Memang sulit menjalankan kebaikan termasuk untuk selalu mengingat kematian karena iblis akan selalu menggoda dan berusaha menjerumuskan manusia ke dalam perbuatan dosa. Allah berfirman:
"Kemudian saya (iblis) akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan, dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur." (QS. Al-A'raf: 17).
Oleh karena itu, seorang mukmin harus senantiasa berusaha mengingat kematian, memperkuat keimanan, dan berpegang teguh pada ajaran Islam. Dengan begitu, ia bisa menjadi hamba yang cerdas, seperti yang disabdakan oleh Rasulullah SAW, yaitu mereka yang banyak mengingat kematian dan mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat.
Dalam konteks ini, seandainya, ( secara hipotetis )atau bagi orang yang ateis meyakini bahwa setelah mati tidak ada surga dan neraka, maka orang yang telah berbuat baik tetap tidak merugi. Ia telah menjalani hidup dengan penuh kebaikan, disiplin, dan moral yang tinggi, yang tentu membawa manfaat bagi dirinya maupun orang di sekitarnya. Namun, dalam Islam, kita meyakini sepenuhnya bahwa surga dan neraka itu ada, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an dan hadis.
Keyakinan bahwa ada kehidupan setelah mati memberikan ketenangan hati. Orang yang percaya akan adanya surga dan neraka tidak akan terlalu khawatir dengan ketidakadilan dunia, karena ia tahu bahwa Allah akan memberikan keadilan yang sempurna di akhirat. Hal ini sesuai dengan firman Allah:
"Dan janganlah kamu mengira bahwa Allah lengah dari apa yang diperbuat oleh orang-orang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata mereka terbelalak." (QS. Ibrahim: 42)
Dengan demikian, orang beriman akan lebih sabar dalam menghadapi ujian hidup dan tidak mudah putus asa. Percaya kepada surga dan neraka merupakan bagian dari iman yang wajib bagi setiap Muslim. Keyakinan ini membawa banyak manfaat, baik dalam kehidupan dunia maupun di akhirat. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa setiap insan yang meyakini keberadaan surga dan neraka akan lebih beruntung dibandingkan dengan mereka yang mengingkarinya.