Komunitas Lingkar 17 Bersama Elemen Masyarakat Gelar Silaturahmi Akbar Mengenang Tragedi Tanjung Priok

Santunan Anak Yatim Saat Kegiatan Silaturahmi Akbar Mengenang Tragedi Tanjung Priok 1984

Jakarta, Dekannews - Komunitas Lingkar 17 bersama beberapa element masyarakat menggelar silaturahmi akbar mengenang korban tragedi  Tanjung Priok 12 September 1995 di Masjid Al Arafah, Sukapura, Cilincing, Jakarta Utara, Minggu (11/9).

Dalam kegiatan yang menghadirkan penceramah KH. Ronggo Sutrisno Tahir dan KH Maulana Poso Siregar serta Keluarga Besar almarhum Amir Biki juga diberikan santunan terhadap puluhan anak yatim piatu oleh DKM Masjid Al Arafah Beni Biki yang juga Adik Kandung Amir Biki.

"Acara ini untuk mengenang tragedi Tanjung Priok 38 Tahun silam serta sebagai momentum agar kejadian serupa tidak kembali terjadi dimasa mendatang," ujar Ketua Umum Komunitas Lingkar 17 Euis Chasanah.

Senada disampaikan Danwil Barisan Jawara dan Pengacara (Bang Japar) Jakarta Utara Iko Setiawan menyampaikan, meski saat itu Bang Japar belum ada namun pihaknya mendukung kegiatan napak tilas Tragedi Tanjung Priok.

Menurutnya, Tragedi Tanjung Priok dapat menjadi momentum untuk mencermati peristiwa 38 silam agar kedepan tidak ada lagi peristiwa serupa. 

Salah satu Korban Peristiwa Tanjung Priok, Yusron Zaenuri menceritakan kisah pilu saat itu. Ia menegaskan peristiwa soal azas tunggal pancasila saat itu sejatinya umat Islam Tanjung Priok sampai saat ini bukan untuk menolak Pancasila seutuhnya. 

"Masyarakat Tanjung Priok tidak pernah anti Pancasila tapi ketika Pancasila digunakan untuk kepentingan-kepentingan politik itulah yang kemudian menjadi penolakan dan perlu saya tegaskan bahwa masyarakat Tanjung Priok hingga saat ini tetap komitmen kepada pendiri bangsa ini bahwa dasar negara kita adalah Pancasila," ujarnya.

Yusron menjelaskan, tragedi  Tanjung Priok merupakan peristiwa memilukan bagi para korban sehingga penyelenggaraan ini merupakan pesan moral yang dibagikan kepada masyarakat dan penyelenggara Negara ini bahwa peristiwa saat itu sangat menyakitkan. EDI