Harga Referensi CPO Naik, Bea Keluar CPO USD52/MT dan Pungutan Ekspor CPO USD 90/MT

Foto Ilustrasi

Jakarta, Dekannwes - Harga referensi produk minyak kelapa sawit (crude  palm  oil/CPO) untuk penetapan  bea  keluar  (BK)  dan  tarif  Badan  Layanan  Umum  Badan  Pengelola  Dana  Perkebunan  Kelapa Sawit  (tarif  BLU  BPD-PKS)  atau  pungutan  ekspor  (PE)  periode  16–31  Desember  2022  adalah  USD 871,99/MT. Nilai ini meningkat sebesar USD 47,67 atau 5,78 persen dari periode 1−15 Desember 2022, yaitu sebesar USD 824,32/MT. 

Penetapan ini tercantum dalam Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 1552 Tahun 2022 tentang Harga Referensi Crude Palm Oilyang Dikenakan Bea Keluar dan Tarif Layanan Badan Layanan Umum Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit periode 16-31 Desember 2022. 

“Saat ini harga referensi CPO mengalami peningkatan dan kembali menjauhithreshold USD  680/MT. Untuk  itu,  Pemerintah  mengenakan  bea  keluar  CPO  sebesar  USD  52/MT  dan  pungutan  ekspor  CPO  sebesar  USD  90/MT  untuk  periode  16--31 Desember 2022,” terang Direktur  Jenderal  Perdagangan  Luar Negeri Budi Santoso di Jakarta, Jumat (16/12).

Bea keluar CPO periode 16−31 Desember 2022 merujuk  pada  Kolom  Angka  5  Lampiran  Huruf  C Peraturan Menteri Keuangan Nomor 123/PMK.010/2022 sebesar USD 52/MT. 

Sementara itu, pungutan ekspor  CPO  periode  16−31  Desember  2022  merujuk  pada  Lampiran  Huruf  B  Peraturan  Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.05/2022 sebesar USD 90/MT. Nilai BK CPO dan PE CPO tersebut meningkat dari BK CPO dan PE CPO untuk periode 1−15 Desember 2022. 

Peningkatan  harga  referensi  CPO  dipengaruhi  beberapa  faktor,  yaitu  peningkatan  harga  minyak  nabati lainnya,  khususnya  minyak  kedelai  yang  menyebabkan  meningkatnya  permintaan  CPO  secara  global. 

Faktor lainnya, yaitu menurunnya kasus Covid-19 di Tiongkok sehingga perekonomian di Tiongkok juga sudah  mulai  normal  kembali  serta  perubahan  kebijakan mandatorybiodiesel  Indonesia  dari  B30 menjadi B35. RED