Gedung Di Jakarta Disarankan Alihkan Pengelolaan Air Limbah Ke Pal Jaya, Ini Alasannya

Direktur Teknis Perumda Paljaya, Asri

Jakarta, Dekannews - Perumda Paljaya sebagai BUMD milik Pemprov DKI Jakarta meminta agar pengelola gedung dan perkantoran di Ibukota tidak mengelola limah sendiri. Namun menggunakan jasa PalJaya sehingga pengelolaan limbah domestik terkelola dengan baik, sehingga tidak mencemari lingkungan, dan membuat lingkungan menjadi sehat.

Hal tersebut disampaikan Direktur Teknis Perumda Paljaya, Asri, di kantor PAL Krukut, Jalan Masjid Hidayatullah, Kelurahan Karet Semanggi, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu (27/4).  

Keuntungan lainnya, Asri melanjutkan, tidak perlu memiliki alat pengolahan limbah sendiri, karena limbah langsung dialirkan ke IPAL milik Paljaya, dan diolah di sana.   

"Dari segi biaya pengolahan pun sepenuhnya ditanggung Paljaya, sehingga biaya menjadi lebih murah jika dibanding mengolah sendiri limbah domestik," tukasnya.  

Sejauh ini, Asri menyebutkan pihaknya mengolah limbah domestik dari sekitar 2.000 lebih rumah tangga dan 680 ribu lebih gedung bertingkat di wilayah lima kecamatan di Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan."Kalau dihitung dengan jumlah jiwa, itu equivalent dengan sekitar 2,4 juta jiwa," ujarnya.  

Layanan itu diberikan melalui jaringan pipa yang panjangnya mencapai sekitar 128 kilometer yang ditanam di dalam tanah. 

Kelima wilayah itu masuk dalam Zona 0 dari 15 zona pengolahan limbah domestik di DKI Jakarta, dan dilayani oleh dua instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang berlokasi di dekat Waduk Setiabudi dan di Jalan Masjid Hidayatullah, Kelurahan Karet Semanggi.  

Melalui jaringan pipa yang luar biasa panjang itu, limbah domestik dari rumah tangga dan gedung-gedung bertingkat dialirkan ke kedua IPAL tersebut untuk diolah menjadi air baku yang kemudian dialirkan ke badan air berupa kali/sungai. 

Kapasitas pengolahan IPAL di Karet Semanggi sebesar 100 liter/detik atau setara dengan 8.600 m3/hari, sedang IPAL di Waduk Pluit berkapasitas 250 liter/detik atau setara dengan 20.000-21.000 m3/hari.  

"Dengan proses ini, lingkungan juga menjadi sehat, karena air yang mengalir ke badan air adalah air yang sudah bebas dari limbah domestik dan memenuhi standar baku mutu," imbuh Asri. (Zat)