Bungkam Tanggapi Interpelasi Formula E, Pengamat : Menandakan Anies Tidak Ksatria
Jakarta,Dekannews-Bungkamnya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menanggapi gonjang ganjing desakan interpelasi sejumlah anggota DPRD DKI Jakarta, ditanggapi keras oleh pengamat kebijakan publik Sugiyanto.
Sebelumnya Gubernur Anies di balaikota DKI, Kamis (19/8) lebih memilih bungkam dan meninggalkan wartawan saat ditanya usulan interpelasi oleh sejumlah anggota dewan terkait Formula E.
Kepada media Jumat (20/8), Sugiyanto menegaskan seharusnya Anies tidak bungkam, dan bertindak ksatria dengan menjawab secara elegan terkait polemik interpelasi yang digulirkan oleh sejumlah anggota dewan.
"Seharusnya sebagai pejabat pubilik, Anies jawab saja secara elegan dan tidak bungkam ketika ditanya wartawan terkait polemik interpelasi. Jika bungkam seperti ini, justru akan menambah spekulasi dan menjadi tanda tanya ditengah masyarakat terkait isu Formula E,"jelasnya.
Pria yang akrab disapa SGY ini menjelaskan, sebenarnya interpelasi tidak selalu berkonotasi buruk, bahkan dapat membantu Anies dalam memberikan solusi terkait persoalan Formula E.
Karena dalam interpelasi lanjut SGY, Anies bisa dengan leluasa menjelaskan berbagai persoalan yang dihadapi, dan DPRD juga wajib mencari solusi atas persoalan tersebut.
SGY juga menjelaskan, Interpelasi termasuk Formula E dinilai tepat. Sebab ada masalah besar dalam penyelenggaraan Formula E, akibat terdampak pandemi Covid 19.
Masih kata SGY, Formula E ini sudah dua kali ditunda pada 2020 dan 2021 semua karena alasan covid, sedangkan Anies sendiri paham kalau pandemi ini akan berlangsung lama. Diperkirakan tahun 2022pun Jakarta belum terbebas dari covid 19. Bagaimana Formula E diadakan ditengah situasi pandemi ini, sedangkan yang hadir adalah jutaan orang.
“ Ini akan kontra produktif dari usaha penanggulangan wabah Covid-19 yang telah dilakukan selama ini, karena kegiatan formula E bakal dihadiri banyak orang. Ini akan menimbulkan cluster baru formula E,” ujar SGY
Karenanya interpelasi jadi penting, bila dikaitkan dengan pandemi covid 19. Apa lagi masa tugas Anies akan berakhir pada Oktober 2022. Bila nanti batal lagi, akan menjadi masalah besar tidak hanya kepada dewan dan Anies saja tetapi juga untuk warga DKI.
"Ini mengunakan duit rakyat yang telah terserap dari APBD DKI senilai 983,31 Milliar rupiah. Bila formula E tahun 2022 batal lagi, maka siapa yang harus tanggungjawab,” pungkas SGY.(tfk)