Syaifullah Tamliha Apresiasi Menlu Retno
Jakarta, Dekannews-Anggota Komisi I DPR Syaifullah Tamliha mengapresiasi kinerja diplomasi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang berhasil menyakinkan negara-negara seperti Amerika Serikat, Belanda dan Jepang untuk memberikan sumbangan vaksin Covid-19 ke Indonesia.
"Upaya diplomasi Menlu Retno kita acungi jempol. Kerja diplomasi ini sudah dilakukannya sejak setengah tahun lalu. Perjuanhan luar biasa Bu Menlu ini kita dapat banyak bantuan. Jadi kami sangat apresiasi," katanya di Jakarta, kemarin.
Syaifullah menyampaikan, di dunia ini dalam satu tahun hanya dapat memproduksi 2.5 miliar dosis vaksin, yang jumlah tersebut diperebutkan 92 negara. Indonesia, kata dia, berdasarkan kesempatan hanya mendapatkan jatah dalam setahun sekitar 20 juta dosis vaksin.
"Jika program vaksinasi massal pemerintah mau lebih maksimal. Kita harus mendapatkan jatah lebih dari 20 juta vaksin dalam setahun. Cara yah melalui lobi-lobi diplomasi," kata polisi PPP itu.
Syaifullah berharap, Menlu Retno terus melakukan upaya diplomasi dengan negara-negara yang berpotensi menjadi penyumbang vaksin. Sebab, saat ini warga Indonesia membutuhkan banyak vaksin untuk menangkal ancaman Pandemi Covid-19.
"Kalau bisa selain moderna, vaksin pfizer juga bisa didatangkan. Astra zaneca juga lebih banyak lagi. Vaksin ini sangat dibutuhkan oleh orang yang komorbid. Jatah negara-negara yang kelebihan vaksin mungkin bisa dilobi agar dialihkan ke Indonesia," katanya.
Syaifullah juga mengingatkan agar semua pihak menjalankan protokol kesehatan secara ketat. Soalnya, pemerintah dan masyarakat tidak bisa sepenuhnya bergantung kepada vaksin dalam menghadapi Pandemi covid-19 yang sulit diketahui kapan akan berakhirnya.
"Kita khususnya umat muslim banyak-banyak beristighfar dan bersholawat agar terhindar dari bahaya. Sebab kita tidak pernah tahu apakah, kapan dan di mana akan kena. Semoga virus ini seperti Flu Spanyol yang nantinya hilang dengan sendirinya," kata Wakil Ketua Fraksi PPP ini.
Tak lupa Syaifullah juga menyarankan selama PPKM Darurat berlaku agar masyarakat berdiam di rumah. Sementara pemerintah mengirimkan kebutuhan pokok secara langsung kepada masyarakat sampai ke rumah-rumah.
"Dalam kondisi sekarang ini kita sulit kalau mengandalkan data warga miskin yang sudah ada. Sekarang solusi pemerintah kirim langsung makanan ke rumah-rumah warga, tanpa pandang bulu. Jangan sampai rakyat kelaparan gara-gara PPKM Darurat ini," pungkasnya. (ak)