Salah Input KPU masih Berlanjut, Perolehan Suara 02 Hilang di TPS-TPS Kelurahan Baipajung
Jakarta, Dekannews- Pernyataan Ketua KPU Arief Budiman bahwa salah input di Sistem Informasi Perhitungan (Situng) pada lamam pemilu2019.kpu.go.id hanya human error, makin kehilangan makna.
Pasalnya, hingga Kamis 2 Mei 2019 pagi, relawan pesangan 02 Prabowo-Sandi masih saja menemukan kesalahan input yang menguntungkan pasangan 01 Jokowi-Ma'ruf Amin, dan merugikan 02.
"Mohon Mohon sekali utk RETWEET karena tanpa Tagar Tidak ada Scan C1 !! KE-MANA Suara 02 se-Kelurahan Baipajung Kec. Tanah Merah Kab. Bangkalan MADURA Prov. Jawa Timur ??" kata @asadwin077, Rabu (1/5/2019) malam.
Akun ini mengunggah video dengan narasi sebagai berikut: "Assalamualaikum, selamat malam, ini ... Ahhh, sangat luar biasa ya? Sekarang tanggal 1 Mei 2019 jam 22 lewat 17. Ini luar biasa brutal. Ini di Kelurahan Baipajung. Di semua TPS-nya pemilih 01 ada pemilihnya, pemilih 02 ada yang kosong, cuma sedikit, ada yang nol nol nol dan seterusnya. Oke, kita cek TPS-nya, TPS 15. Tidak ada data dan C1-nya. Kita naik sedikit, di TPS 2. Ini tidak ada data dan C1-nya, dan ini di semuanya ... Keanehan lainnya ... Selamat mencari lagi."
Kesalahan lain diungkap @RelawanProSandi.
"CURANG ITU BERNIAT! SITUNG @KPU_ID diinput C1 Palsu dan saksi2 serta warganet punya C1 Asli! Ini JELAS KRIMINAL!! TOBATLAH KALIAN!!
#PemiluCurangItuKejahatan. ↪Sumut ↪ Kota Medan ↪Medan Amplas ↪ Kel. Amplas ↪TPS 33," katanya, Kamis (2/5/2019) pagi.
Akun ini mengunggah video dengan narasi sebagai berikut: "Innalillahi, KPU berbuat curang lagi. Lihat ini di PTS 33 Amplas, Sumatera Utara. 01 mendapat 174 dan 02 mendapat 147. Jumlah seluruh suara sah cuma 221, sedang di sini kalau kita jumlahnya suara sahnya lebih dari 300. Sebenarnya Jokowi cuma dapat 74. Yang bahayanya lagi C1 kita sudah dipalsukan oleh mereka. Lihat ini C1-nya. Saya perbesar ya. Nah, ini yang palsu ini. TPS 73 Amplas dapat 174. Yang asli yang ini. TPS 73 Amplas cuma dapat 74. Ini bahaya ini. Ini bukan salah lagi, tapi niat mau mencurangi karena C1 kita telah dipalsukan".
Atas cuitan @RelawanProSandi itu, beragam komentar bermunculan.
"Mulai terbuka curangnya. Agar hasil sesuai QC, masukkan dahulu angka tembakan, setelah itu buat C1 aspal. Kan sudah etrbukti di Nias, C1 asli tidak dibagikan. Sekarang mereka membuat C1 aspal untuk membenarkan kebohongan. #AuditForensikKPU #KPK_RI 25T Loh," kata @ThenBagoess.
Seperti diketahui, kesalahan input ini telah terendus relawan 02 sejak 19 April lalu, sejak hari pertama input ke Situng mulai dilakukan KPU. Modusnya sama, menggelembungkan perolehan suara 01 dari hasil pemungutan suara pada 17 April, dan menyunat perolehan suara 01.
Saat dikritik, Ketua KPU Arief Budiman mengatakan kalau hal itu hanya human error, namun kesalahan terus berlanjut. Bahkan selain tanpa scan C1, pegawai KPU yang melakukan input juga mengunggah C1 yang diduga bodong yang hasil perolehan suaranya disesuaikan dengan data yang diinput yang tidak sesuai data di C1 yang asli.
Belakangan, Arief mengatakan kalau KPU tidak menggunakan Situng untuk menetapkan hasil resmi Pemilu 2019, karena yang akan akan digunakan hasil dari rekapitulasi manual secara berjenjang dari tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi dan nasional.
Situng, kata Arief, berfungsi sebagai transparansi KPU terhadap publik.
"(Situng) ini menjadi alat bantu memberikan informasi dengan cepat. Bagian dari penyediaan informasi yang terbuka, transparan kepada publik. Toh nanti yang (rekapitulasi) manual itu yang dijadikan dasar (penetapan)," kata Arief di kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (29/4/2019).
Menanggapi hal ini, warganet menganjurkan agar Arief menutup saja Situng itu.
"Kalau memang SITUNG tidak diperhitungkan, sebaiknya sistemnya dimatikan saja @mas_abudiman. Tidak ada gunanya, habiskan uang negara, cuma untuk membuat opini dukung QC saja," kata @eliya_mkom. (rhm)