Peristiwa Tian An Men 4 juni 1989 dikota Beijing Tiongkok.

Pengamat Sosial dan Budaya Chandra Suwono

Demonstrasi yg teroganisir, masif terencana selama bertahun tahun dapat diselesaikan hanya dalam 1 hari, walaupun dapat kecaman dari seluruh dunia, bahkan Amerika dan uji Eropa menerapkan embargo ketiongkok selama bertahun tahun. 

Oleh : Chandra  Suwono
Pengamat Sosial dan Budaya

Setelah meninggalnya pemimpin proklamator Republik Rakyat tiongkok Mao Ze Dong 9 september 1976 maka dengan sendirinya secara otomatis Revolusi kebudayaan yg berlangsung dari 1966 dianggap berakhir seiring wafat nya Mr MAO,dan setelah itu terjadi  pertikaian antara kelompok moderat yg dipimpin oleh Liu shao qi dengan kelompok empat(Shi Ren Pang) yg dipimpin istri Mao/jiang Qing dalam tubuh PKC.

Pada akhirnya pertikaian ini dimenangkan oleh tubuh moderat dan Deng Xiao Ping dipulihkan kembali namanya yg kemudian menjabat sebagai perdana menteri hingga beliau wafat 19 pebuari 1997,namun sampai dengan saat ini Deng Xiao Ping sangat dihormati dan dikenang oleh seluruh rakyat tiongkok sebagai orang yg berhasil membawa perubahan besar pada bangsa tiongkok. 

Deng Xiao Ping berhasil meyakinkan presiden tiongkok pada saat itu Huo Guo Fung untuk  bersama sama menjadi pelopor politik pintu terbuka yang memungkinkan masuknya pemikiran2 dan budaya barat termasuk demokrasi ala barat.

Maka dengan politik pintu terbuka terjadi serangkaian demonstrasi mahasiswa yg mengguncangkan dunia ini,diawali pada bulan  desember 1986,ketika secara serentak terjadi demonstrasi di 15 kota besar ditiongkok, pencetus demonstrasi ini adalah mahasiswa chinese university of Science and technologi di kota He Fei propinsi An Hui.

Termasuk mahasiswa dari shang hai, Beijing dan ratusan ribu pekerja ikut dalam rangkaian demonstrasi yg berlangsung 2,5 tahun ini, hingga pada puncaknya mereka beramai ramai menuju keTian An Men di ibu kota Beijing. 

Para demonstran itu sangat teroganisir, masif dan terencana dengan dukungan logistik yg sangat memadai, mereka menuntut demokratisasi, pemilu yg demokrasi, kebebasan pers dan berorganisasi dan lebih jauh lagi mereka menuntut dibentuknya aliansi demokrasi seluruh mahasiswa perguruan tinggi, sambil membakar bundalan surat Khabar yg menjadi corong pemerintah Beijing Daily.

Sikap pemerintah ditubuh petinggi PKC saat itu terpecah menjadi 2 kelompok, yaitu sekjen PKC waktu itu Hu yao Bang menghendaki pendekatan yg lunak, negosiasi dengan mahasiswa yg dianggap bisa diarahkan menuju satu tujuan yang sama. 

Sedangkan ditubuh konservatif berpendapat bahwa dalang dibalik semua ini yg telah meracuni pemikiran para mahasiswa dan pemuda adalah liberalisme Barat yg harus ditindak keras, beda pendapat dalam penanganan para demonstran ini menyebabkan Hu dipecat dan diganti dengan Zhao Zi Yang pun memiliki sikap yg sama dengan Mr Hu, bahkan Mr Zhao menemui para demonstran di Tian An Men.

Tapi justru memicu demonstrasi yg lebih besar,sehingga kelompok konservatif yg diwakili Li Peng yg menginginkan demonstran itu ditindak dengan kekerasan,dan pada tgl 4 JUNI 1989,pasukan tentara PLA 27 dan 28 dari Shan Dong dikirim ke Beijing beserta kendaraan lapis baja nya untuk memadamkan demonstrasi tsb. 

Demonstrasi yg teroganisir, masif terencana selama bertahun tahun dapat diselesaikan hanya dalam 1 hari, walaupun dapat kecaman dari seluruh dunia, bahkan Amerika dan uji Eropa menerapkan embargo ketiongkok selama bertahun tahun. 

Meskipun demikian, kemajuan Reformasi ekonomi dalam era tahun 90an memulihkan kembali dukungan rakyat terhadap pemerintahan yang sempat memudar setelah peristiwa Tian An Men, bahkan saat ini Tiongkok sudah mampu bangkit dalam tekanan Barat  untuk menjadi salah satu super power didunia dan mematahkan Slogan para mahasiswa yg menghendaki kebebasan dan demokrasi, bahwa tanpa demokrasi tidak ada modernisasi,

Tiongkok yg sebelumnya kumuh, miskin dan terbelakang, hanya butuh beberapa puluh tahun untuk menjelma menjadi bersih, modern dan sejahtera rakyatnya,ini yg membuat rakyat tiongkok merasa beruntung bahwa pengorbanan 4 Juni 1989  itu tidak sia sia, justru dengan adanya peristiwa Tian An Men Tiongkok membuktikan kepada dunia bahwa selama ini Amerika selalu berbohong kepada dunia terkait demokrasi dan Ham yg selalu dijadikan alat untuk menjatuhkan dan menyerang  negara2 yg ingin bangkit,dan juga pembuktian bahwa untuk menjadi negara maju dan sejahtera rakyatnya, demokrasi dan Ham ala barat bukan satu2nya jalan.

Bisa dibayangkan apabila demonstrasi 1989 berhasil merubah tiongkok menjadi demokrasi liberal,kebebasan berpendapat, berekspresi, berorganisasi,apa yg akan terjadi dengan tiongkok yg terdiri dari 56 etnis yg satu sama lain bisa terjadi kontradiksi dalam skala kecil sampai skala besar. 

Dengan luas 9.6jt km yg lebih luas dari benua Eropa, apabila semua etnis membuat satu partai saja, sudah ada 56 partai, betapa tidak terkendalinya negara dan mungkin akan pecah lebih besar dari Uni soviet dan sudah pasti Republik tiongkok akan hilang dari peta dunia. 

The End