Pengamat Apresiasi PAM Jaya, Bisa Raup Untung Usai Putus Kontrak Aetra dan Palyja

Jakarta, Dekannews - Pemerhati Jakarta, Sugiyanto alias SGY mengapresiasi kinerja Perumda PAM Jaya semakin baik di bawah kepemimpinan Arief Nasrudin sebagai Direktur Utama.
Terlebih, sejak hubungan kerja sama dengan PT Aetra dan Palyja dihentikan pada 2023 lalu. Hal itu dikatakan SGY saat menjadi narasumber diskusi pengelolaan air minum di Jakarta, yang digelar Komunitas Pemberdayaan Masyarakat Indonesia (KPMI), di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (19/3/2025).
"Saya mendapatkan informasi bahwa sebelumnya PAM Jaya selalu merugi, tapi sejak Pak Arief menjabat bisa mendapatkan untung hingga Rp 1,2 triliun," kata SGY.
SGY optimistis, Perumda PAM Jaya akan dapat menuntaskan target cakupan layanan 100 persen pada tahun 2030. Target ini telah menjadi rencana strategis Pemerintah DKI Jakarta.
"Meski tantangannya tidak kecil, saya meyakini melalui miles stone yang sudah diterapkan dan direalisasikan, target itu bisa dicapai," ucapnya.
Sementara itu Senior Manager Corporate Communication and Office Director PAM Jaya, Gatra Vaganza memaparkan, demi memenuhi target cakupan layanan 100 persen di tahun 2030, sejumlah program pendukung telah dibangun.
"Target di tahun 2030 itu kita harus sudah ada 18 Instalasi Pengolahan Air (IPA) dengan target jumlah pelanggan 2.006.167 Skala Rumah. Kemudian, untuk panjang jaringan perpipaan mencapai 19.234 kilometer," tegasnya.
Sementara itu, Ketua Jangkar Baja, I Ketuat Guna Artha (Igat) menyebut, air menjadi kebutuhan primer tidak hanya bagi manusia, tapi makhluk hidup yang lain. Oleh karena itu, ia mengingatkan agar menghentikan penggunaan air tanah secara berlebihan untuk mencegah penurunan tanah di Jakarta.
Karena itu dia mengajak masyarakat, terutama di wilayah hulu untuk bisa menjaga sumber-sumber air dan ekosistem lingkungan. Caranya dengan memanfaatkan jaringan perpipaan yang disediakan Perumda PAM Jaya.
"Kita harus menghindari penggunaan air tanah, menghemat air. Kalau air tanah terus digunakan bukan mustahil Jakarta akan tenggelam," katanya.
Sedangkan Direktur Eksekutif Komunitas Pemberdayaan Masyarakat Indonesia (KPMI), Andi Wijaya atau akrab disapa Adjie Rimbawan menyampaikan, tema ‘Benarkah Jakarta Krisi Air Bersih/Minum?’ diangkat sebagai bentuk dukungan moril kepada kepada PAM Jaya untuk memastikan warga Jakarta dapat mengakses layanan air bersih atau minum dengan mudah.
Adjie memaparkan, hingga saat ini masih ada warga Jakarta, terutama di wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Utara yang masih sulit untuk mendapatkan akses layanan air bersih
"Kami sangat mendukung PAM Jaya mengoptimalkan jaringan perpipaan untuk memenuhi kebutuhan air bersih/minum warga," pungkas Adjie. (Zat)