Pemerintah Diminta Sigap Mengantispasi Gangguan Keamanan Saat Nataru

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo

Jakarta, Dekannews - MPR RI mendorong seluruh pemangku kepentingan mengantisipasi lonjakan mobilitas masyarakat dan aksi yang berpotensi mengganggu keamanan pada momentum perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023. Nataru harus berlangsung kondusif.

"Dengan menyiapkan berbagai kebijakan baik bagi perjalanan melalui darat, udara, dan laut, serta memperbaiki infrastruktur agar suasana Natal dan Tahun Baru 2023 berjalan aman, nyaman, dan kondusif," kata Bamsoet melalui keterangan tertulis, Jakarta, Selasa, (20/12).

Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini juga meminta aparat keamanan yang terdiri dari unsur gabungan Polri dan TNI untuk mengatur dan mengontrol pelaku perjalanan. Sehingga, memberikan kenyamanan dalam perjalanan.

Tak hanya itu, Bamsoet ingin Detasemen Khusus Antiterorisme (Densus) 88 untuk melakukan operasi gabungan selama momen libur Nataru. Ini sebagai upaya dalam mengantisipasi aksi-aksi tak terduga sekaligus melakukan pengamanan pada titik-titik atau objek vital.

Di samping itu, Bamsoet meminta pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui seluruh Dinas Perhubungan (Dishub) di daerah untuk melakukan kerja sama dengan aparat dalam Operasi Lilin sebagai sarana pelayanan.

"Pengamanan sekaligus menjadi sentra informasi dan untuk pemenuhan kebutuhan selama aktivitas pulang kampung dan kembali saat liburan Nataru," kata dia.

Dia juga meminta komitmen Korlantas Polri untuk mendeteksi dini titik-titik kepadatan lalu lintas seperti titik menuju destinasi wisata, pintu keluar tol, dan penyeberangan antar provinsi. Sehingga, dapat menjaga kelancaran arus lalu lintas menjelang libur akhir tahun yang diikuti pula dengan hari libur anak sekolah.

"Mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan menjaga sikap dalam melaksanakan disiplin protokol kesehatan dengan baik dan benar, sebagai langkah antisipasi penularan dan lonjakan kasus Covid-19 pada libur akhir tahun. MPR meminta masyarakat Jangan sampai, ada yang berperilaku abai yang dapat menimbulkan lonjakan kasus atau klaster baru Covid-19 pasca momen Nataru," tandas Bamsoet. RED