Harga Tiket Menaiki Candi Borobudur Akan Dipatok Rp 750 Ribu, Di Pelataran Hanya Rp 50 Ribu

Candi Borobudur. (Ist)

 Jakarta, Dekannews - Pemerintah berencana menaikan tiket naik Candi Borobudur menjadi Rp 750.000. Namun untuk tiket masuk hingga pelataran ke Candi Budha terbesar di dunia adalah Rp 50.000.  

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, kenaikan tarif tersebut akan diikuti dengan kucuran dana untuk menatan dan mempercantik kawasan candi.  

Luhut menerangkan, pemerintah akan menyiapkan anggaran mencapai Rp 6,8 triliun untuk penataan. Mulai dari penataan tanah hingga penataan kabel listrik. "Budget kita usulkan, Rp 6,8 triliun untuk penataan ini semua. Tanah kita beresin, penetapan, lampu kabel enggak ada lagi boleh di ata," ujar dia dalam keterangannya, Minggu (5/6).  

Di tempat terpisah, Direktur Utama Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (Persero) Edy Setijono membantah isu rencana kenaikan seharga Rp 750 ribu per orang untuk masuk ke dalam Candi Borobudur.

Menurut dia, tarif tersebut untuk naik ke Candi tersebut dan berlaku bagi wisatawan domestik.    "Sementara itu untuk diket regulernya masih tetap sama untuk wisnus Rp 50 ribu , untuk wisman USD 25. Hanya tiket untuk ini berlaku cuma sampai pelataran candi saja," kata Edy seperti dikutip, Hari Ini.  

Dia menjelaskan penetapan harga naik ke candi atas dasar pertimbangan adanya sistem kuota per hari bagi yang diperbolehkan menaiki Candi Borobudur. Dengan dibatasi 1.200 orang per hari dimaksudkan agar pengunjung yang ingin menaiki candi harus orang yang bersungguh-sungguh dan berkepentingan. 

"Artinya apa, orang yang mau naik ke candi harus betul-betul orang yang berkepentingan naik ke candi. Kalau orang mau foto-foto nggak usah naik ke candi, di bawah saja. Jadi itulah tujuannya. Jadi orang naik ke candi karena dia sudah membayar mahal, saya kira dia akan sungguh-sungguh, dia akan belajar, dia akan mempelajari. Tapi kalau cuma foto-foto rugi kan bayar Rp750 ribu, di bawah saja. Karena ada aspek konservasi tadi," katanya. (Zat)