Fenomenal! Hindari Tekanan, Begini Cara Masyarakat Tetap Pamer Dukungan ke 02

Video emak-emak berkostum Ninja mendeklarasikan diri dukung Prabowo-Sandi. (Foto: Harum)

Jakarta, Dekannews- Sikap represif pemerintah dalam menghadapi maraknya dukungan masyarakat terhadap pasangan nomor urut 02 pada Pilpres 2019, Prabowo-Sandi, dihadapi masyarakat dengan cara-cara yang cenderung fenomenal.

Pasalnya, perlawanan itu tidak dilakukan dengan mencaci atau menghujat, namun dengan cara yang kocak, cerdas dan cenderung ironi, bahkan menjurus parodi.

Perlawanan ini mulai muncul sejak kasus pemecatan enam guru honorer di Banten hanya gara-gara memamerkan stiker Prabowo-Sandi, dan kasus dilaporkannya enam karyawan hotel hanya karena selfi dengan mengacungkan dua jari dalam sebuah acara yang dihadiri Capres nomor urut 02 Jokowi, viral di media sosial, Jumat (22/3/2019) dan Sabtu (23/3/2019).

Hingga hari ini, Minggu (24/3/2019), perlawanan itu masih terjadi.

Dalam foto-foto yang beredar di media sosial, terlihat ada pria dan wanita yang mengacungkan dua jari sambil menutup kepalanya dengan berbagai perkakas, seperti ember, magicjar, tempat sampah, kantong pelastik dan sajadah, agar wajahnya tidak diketahui.

Tak hanya itu, sekelompok emak-emak yang berjumlah sekitar 10 orang, mendeklarasikan dirinya mendukung Prabowo-Sandi dengan menutupi wajahnya dengan kain sarung yang dipakai dengan cara sedemikian rupa, sehingga mirip tutup kepala ninja. Hanya matanya saja yang kelihatan.

Inilah antara lain yang dikatakan para emak-emak itu dalam video yang hanya berdurasi 1:53 menit itu, sambil tak lupa mengacungkan jempol dan telunjuknya.

"Saya Mama Ujang dari guru honorer. Honorer dari Klampok. Mau pilih Prabowo-Sandi, boleh kan?"

"Saya teh kepala sekolah 02 petang dari Cikampret. ASN bade pilih Prabowo-Sandi".

"Saya Yuyun Damayanti dari Tanjung Priok SD Tugu 03. Saya pilih Prabowo-Sandi yang gagah dan ganteng".

"Saya Iyah dari kementerian ... Apa namanya itu yang bangun-bangun jalan tol ... Infrastruktur ... Perumahan Rakyat .. Yang bikin-bikin jalan tol, terus jalan-jalan di pedesaan ...tapi nggak kelar-kelar gitu .... Udah gitu ajah".

'"Saya Ibu Lurah dari Garut, milih nomor 02 boleh ya? Dah gitu ajah".

Video ini, juga foto-foto yang beredar, banyak mendapat respon dari tokoh pendukung 02, antara lain dari Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah dan ekonom Rizal Ramli.

"#RakyatMelawan," kata Fahri melalui @Fahrihamzah.

"Segitu takutnya melebihi zaman Orba, pilihan politik di zaman neo-otoriter," kata Rizal melalui akun @RamliRizal.

Pemilik akun @CakKhum bahkan mendorong agar perlawanan seperti ini dikampanyekan.

"Yuk kampanyekan " tutup" supaya "aman". Gerakan rakyat mengantar perubahan bersama @prabowo @sandiuno. Posting foto kalian seperti ini, sertakan hestek #RakyatDitekanRakyatMelawan. Semua foto akan di retweet rame-rame," kata Chakkhum sambil memposting foto seorang pria yang mengacungkan dua jari dengan kepala ditutup jinjingan dari anyaman kain.

Seperti diketahui, enam guru honorer di SMAN 6 Kronjo, Tangerang, Banten, dipecat hanya gara-gara memamerkan stiker Prabowo-Sandi, sementara tiga karyawan Hotel Lombok Raya, Mataram, NTB, berinisial M, AR, dan AZ.dilaporkan tim pemenangan Paslon nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin karena dalam acara yang dihadiri Jokowi di hotel itu, ketiganya selfi dengan mengacungkan dua jari.

Padahal, seperti dilaporkan Viva, ketiganya selfi setelah acara selesai dan Jokowi pun telah meninggalkan hotel.

Viralnya kedua kasus ini membuat banyak pihak menilai kalau pemerintahan Jokowi makin represif, mengalahkan Orde Baru, karena memiliki perbedaan pilihan politik pun dapat diperkarakan.

"Demokrasi yang tertindas," kata Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean melalui akun @Ferdinand_Haean, Sabtu (23/3/2019). (rhm)