Efisiensi Rp750 Triliun: Pilihan Sulit Presiden Prabowo untuk Menyelamatkan APBN 2025

Foto-INT/IST-Presiden Prabowo Subianto yang juga Ketua Umum Partai Gerindra-Sugiyanto (SGY)-Emik

EFISIENSI yang dilakukan Presiden Prabowo tidak hanya luar biasa tetapi juga merupakan langkah berani untuk menyelamatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025

Oleh : Sugiyanto (SGY)
Ketua Himpunan Masyarakat Nusantara (HASRAT)

Dua hari lalu, Minggu, 16 Februari 2025, saya menulis artikel berjudul “Pidato Sempurna Prabowo Subianto pada HUT ke-17 Partai Gerindra: Visi Besar untuk Indonesia Hebat.” Artikel ini menggambarkan secara keseluruhan isi dari pidato politik Ketua Umum Gerindra yang juga Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, yang saya anggap sempurna.

Berdasarkan hasil analisis saya, pidato politik Prabowo tersebut memiliki banyak bagian penting yang luar biasa dan menakjubkan. Salah satunya yakni Prabowo bicara tentang efisiensi anggaran negara sebesar Rp750 triliun.

Menurut Presiden Prabowo, pada efisiensi gelombang pertama yang dilakukan oleh Kementerian Keuangan berhasil disisir dan dihemat senilai Rp300 triliun. Kemudian, pada efisiensi putaran kedua didapat pengurangan anggaran negara senilai Rp308 triliun.

Lebih lanjut, Prabowo juga menjelaskan bahwa dari dividen atau keuntungan BUMN didapat Rp300 triliun. Namun, dari jumlah ini, Rp100 triliun akan dikembalikan kepada BUMN untuk mendukung modal kerja berikutnya. Sisanya dari keuntungan BUMN sebesar Rp200 triliun akan digunakan untuk investasi negara.

Dari jumlah efisiensi anggaran putaran pertama dan kedua tersebut, berhasil dihemat Rp608 triliun. Jika ditambah dari keuntungan BUMN Rp200 triliun, maka jumlahnya mencapai Rp808 triliun. Dari jumlah ini, Presiden Prabowo berencana akan menggunakan Rp24 triliun untuk Program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Dari jumlah Rp808 triliun setelah dikurangi Rp24 triliun, masih akan tersisa Rp784 triliun. Kemungkinan Rp34 triliun akan digunakan untuk kebutuhan anggaran lainnya. Dengan demikian, akan tersisa dari efisiensi dan keuntungan BUMN senilai Rp750 triliun. Hal ini dinyatakan langsung oleh Presiden Prabowo pada acara HUT ke-17 Partai Gerindra di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, pada Sabtu (16/2) pagi.

Saya bisa membayangkan bagaimana sulitnya dan beratnya pemerintah Presiden Prabowo Subianto melakukan efisiensi anggaran hingga melakukan pemotongan anggaran pemerintah yang mencapai Rp808 triliun. Pastinya sangat sulit dan berat, termasuk mendapat penolakan dan cemoohan baik dari dalam pemerintahan, luar pemerintahan, maupun masyarakat.

Atas efisiensi tersebut, bahkan boleh jadi pemotongan anggaran ini juga menyasar bidang-bidang pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat. Berat memang, tetapi Presiden Prabowo Subianto berhasil melakukannya. Hal ini merupakan suatu prestasi luar biasa yang patut diberikan acungan dua jempol kepada Presiden Prabowo Subianto.

Dalam konteks ini, saya berpendapat bahwa efisiensi yang dilakukan Presiden Prabowo tidak hanya luar biasa tetapi juga merupakan langkah berani untuk menyelamatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025. Langkah ini memang merupakan pilihan sulit, namun menjadi solusi jitu untuk mengatasi tekanan APBN 2025.

Sebagai gambaran, untuk RAPBN 2025, harus mengalami defisit utang negara. Sementara struktur pendapatan negara diproyeksikan mencapai Rp3.621,3 triliun, sebagian besar berasal dari pajak rakyat sebesar Rp2.490,9 triliun, ditambah PNBP sebesar Rp513,6 triliun, dan pembiayaan utang sebesar Rp775,9 triliun. 
Fakta ini menegaskan negara akan menghadapi tekanan keuangan yang cukup berat dan rumit.

Dengan demikian, jika kondisi APBN 2025 tersebut dijalankan apa adanya, kemungkinan pemerintah tak akan mampu menjalankan program-program unggulan, termasuk Makan Bergizi Gratis. Pemerintah berpotensi menambah utang negara baru untuk menjalankan program-program prioritasnya.

Atas kebijakan efisiensi dari pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, ditambah keuntungan BUMN yang mencapai Rp750 triliun, APBN negara akan aman. Bahkan Negara berpotensi tidak melakukan utang negara dalam jumlah yang besar. Nampaknya, darah ekonomi Soemitro Djojohadikoesoemo mengalir di putranya, Presiden Prabowo Subianto. 

Dalam konteks ini, saya ingin menegaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto adalah seorang pemimpin yang juga memiliki keahlian di bidang ekonomi! Prabowo terbukti mampu melakukan efisiensi anggaran sebesar Rp750 triliun, yang menunjukkan kepiawaiannya dalam mengelola keuangan negara. Semoga Presiden Prabowo Subianto dapat menjalankan pemerintahannya dengan kebijakan efisiensi yang aman dan lancar.

Tanda-tanda kebangkitan Indonesia menuju kemajuan serta kesejahteraan rakyat di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo mulai terlihat. Insya Allah.