Angka Anak Penderita Diabetes Tinggi, Menkes Pinta Orang Tua Waspada

Ilustrasi Diabetes (IST)

Jakarta, Dekannews - Berdasarkan laporan di 13 kota yang disampaikan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), terdapat 1.645 pasien anak penderita diabetes hingga Selasa (31/1).

Khusus golongan usia sebaran kasus diabetes pada anak mayoritas di kisaran 10-14 tahun dengan porsi 46,23 persen.

Disusul kelompok 5-9 tahun sebesar 31,05 persen dan anak 0-4 tahun sekitar 19 persen. Sisanya, tiga persen ada di rentang 14 tahun ke atas.

Terkait hal ini, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengingatkan, ada beragam risiko lanjutan apabila diabetes menyerang anak-anak.

Menurutnya, perawatan atau pencegahan yang diabaikan bisa membuat anak penderita diabetes juga mengalami stroke, gagal ginjal, hingga jantung.

“Jadi itu penting buat masyarakat diedukasi dan dididik untuk bisa identifikasi dia diabetes apa enggak,” kata Budi kepada awak media di Jakarta, Jumat (3/2).

Guna mengantisipasi agar tidak terkena diabetes, Budi menyarankan agar masyarakat rutin melakukan pengecekan gula darah serta menjaga pola makan serta rutin olahraga.

“Jadi jangan banyak-banyak makan manis-manis, yang kedua gerak bisa jalan, bisa lari, naik sepeda 30 menit sehari, 5 hari dalam seminggu, diukur HbA1C-nya (hemoglobin),” kata Budi.

Jika sudah terdeteksi menderita diabetes, Budi menyarankan agar penderita diabetes rutin minum obat dari pemerintah.

Obat tersebut dapat diperoleh secara gratis di puskesmas terdekat melalui klaim BPJS Kesehatan.

Menurut Budi, penderita diabetes yang rutin minum obat dan melakukan kontrol tentu akan bertahan hidup hingga usia 70-80 tahun.

Untuk itu, Budi menuturkan penting bagi masyarakat untuk diedukasi dan dididik, sehingga bisa identifikasi dirinya masing-masing termasuk terkena diabetes atau bukan. Dalam hal ini, masyarakat dapat melakukan pengecekan atau pemeriksaan hemoglobin A1c (HbA1c) secara rutin.

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengukur rerata jumlah sel darah merah atau hemoglobin yang berikatan dengan gula darah selama 3 bulan terakhir.

Adapun gula darah disebut normal jika HbA1c di bawah 5,7 persen, dinyatakan prediabetes jika jumlah HbA1c antara 5,7–6,4 persen, dan diabetes jika jumlah HbA1c mencapai 6,5 persen atau lebih.

Sementara itu, Ketua Unit Kerja Koordinasi Endokrinologi IDAI Muhammad Faizi, mayoritas penderita diabetes anak adalah perempuan dengan 59,3 persen. Sedangkan lelaki sekitar 40,7 persen.

Dia menambahkan, pada 2023 angka penderita diabetes anak di Indonesia meningkat jadi 70 kali lipat dibandingkan 2010 silam.

Jika pada 2010 angkanya sekitar 0,004 per 100 ribu orang, maka pada 2023 ada 2 anak per 100 ribu orang.

“Dan 0,004 per 100 ribu jiwa pada 2000,” kata Faizi. RED