Wacana Pemilu Tertutup Dinilai Bisa Menjadi Indikator Kemunduran Demokrasi

Anggota Komisi VIII DPR RI Iskan Qolba Lubis

Jakarta, Dekannews - Anggota Komisi VIII DPR RI Iskan Qolba Lubis menilai wacana pemilu tertutup sangat tidak demokratis dan merupakan kemunduran demokrasi. Menurutnya, hal ini membuat masyarakat dipaksa menerima wakil yang bukan dari pilihannya tapi disodorkan partainya.

“Dengan adanya pemilu tertutup membuat masyarakat tidak bisa memilih wakil rakyat yang dia kenal yang akan memperjuangkan daerah yang dia wakili. Kalo begini masyarakat kasian jadi gak bisa menentukan pilihannya secara murni. Kita kan tau pemilu ini merupakan bagian penting dalam berdemokrasi. Ini sudah menjadi indikator kemunduran demokrasi kita,” kata Iskan dalam keterangan tertulisnya yang dikutip, Rabu (04/01).

Dalam demokrasi, menurut Iskan, asas pokok yang berlaku adalah pengakuan partisipasi rakyat. Lanjutnya, jika pemilu dengan cara tertutup ini kembali lagi, secara tidak langsung masyarakat tidak dapat mengenal calonnya secara utuh.

“Ini berarti peran rakyat dalam negara demokrasi yaitu untuk memilih perwakilannya di lembaga legislatif. Jangan sampai hak rakyat yang memilih pemimpinnya jadi dibatasi. Ini bisa membuat kemunduran. Pengetahuan tentang calon itu penting, masyarakat bisa langsung tahu tentang calon karena bisa berinteraksi dengan mereka melalui program sosialisasi kandidat,” ujar Politisi PKS ini.

Diakhir, Iskan mengungkapkan jika Pemilu sistem tertutup juga bisa membuat kebingungan pada konstituen dan dapat membuat jarak antara wakil rakyat dan konstituennya. “Ini dapat menimbulkan kebingungan pada publik atas apa yang mereka pilih. Karena pada dasarnya ajang pemilu ini merupakan salah satu langkah mendekatkan para calon kepada masyarakatnya bukan malah membuat jauh dan tidak tahu tentang wakil rakyat mereka pada nantinya,” tutup Iskan. RED