Pengguna KRL Jabodetabek Meningkat Dua Kali Lipat Selama Ramadhan
Jakarta, Dekannews - Mobilitas warga Jabodetabek di awal bulan Ramadhan masih terpantau tinggi. Hal itu terlihat dari peningkatan jumlah penumpang Kereta Rel Listrik (KRL).
Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba menyebut terjadi peningkatan hingga mencapai dua kali lipat selama dua pekan terakhir.
"Pada dua minggu terakhir ini sudah di angka 500 ribu bahkan di minggu lalu sudah melayani lebih dari 600 ribu penumpang per hari," kata Anne di Jakarta, Senin (4/4).
Adapun bebrapa pekan sebelumnya, situasi masih berbeda dibandingkan saat ini. Dimana dalam satu hari jumlah penumpang maksimal hanya berkisar di 300 ribu orang.
"Yang biasanya di Sabtu Minggu itu kami bisa melayani total kurang dari 300 ribu, saat ini sudah lebih dari 500 ribuan," kata dia.
Dia melanjutkan, pada Senin (4/4) jumlah penumpang sudah mencapai 400 ribu. Kenaikan aktiviias ini terjadi di beberapa stasiun hingga 3 persen.
Anne menambahkan tren peningkatan jumlah penumpang terjadi di jam tertentu. Di pagi hari pada pukul 06.00 WIB hingga 08.00 WIB, untik sore hari pada pukul 16.30 WIB hingga pukul 18.30 WIB.
"Pagi hari dari pukul 06.00 WIB sampai pukul 08.00 dan kemudian di sore hari mulai dari pukul 16.30 sampai 18.30 ini adalah puncak kepadatan stasiun KRL," jelasnya.
Menurut dia, KRL terus melakukan evaluasi dengan memperbanyak frekuensi perjalanan hingga 1.053 dengan jam operasional mulai pukul 04.00 WIB sampai pukul 24.00 WIB.
KCI sebagai operator akan melakukan evaluasi sehingga per hari ini kami memberi persetujuan dari stakeholder serta regulator yang lain.
"Mulai dari hari ini kami memberlakukan jam operasional KRL mulai dari pukul 04.00 WIB sampai pukul 24.00 WIB di malam hari dengan total perjalanan 1.053 perjalanan," kata dia.
Kepada masyarakat Annes mengimbau masyarakat yang menggunakan KRL agar tidak bepergian di jam rawan kepadatan.
"Kami berharap pengguna jasa commuter line bisa merencanakan perjalanan di luar jam sibuk karena masih badnyak KRL yang akan kami operasionalkan sehingga kita bisa tetap melakukan jaga jarak," katanya. (Zat)