Program Jumat Berkah Wartawan Keliling Bekasi, Berbagi Pada Tukang Becak Hingga Supir Angkot

Warga Menerima Manfaat Program Jumat berkah Wartawan

BEKASI, DEKANNEWS – Ditengah era digitalisasi dimana layanan transportasi lebih mudah dan cepat serta bisa lewat aplikasi atau jalur online, tak bisa dipungkiri ternyata nyaris mematikan keberadaan layanan transportasi lain yang mengandalkan jalur konvensional.

Sebut saja salah satunya adalah tukang becak yang kini masih banyak berseliweran di wilayah Kabupaten dan Bekasi Kota. Kendati operasionalnya tak menggunakan dukungan solar – pertalite atau sejenisnya – namun semakin minim penumpang. Mereka, para tukang becak, belum tentu mendapat penghasilan tetap, minimal Rp 50 – 100 ribu.

Program Jumat Berkah Wartawan (PJBW) yang tengah berbagi 100-an boks nasi/air mineral botol, akhirnya mencoba menemui kalangan penarik becak, tentu saja sebagai penerima manfaat karena tetap sasaran. Hampir berjumlah puluhan para penarik becak yang sampai saat ini mengais rejeki.

Saat Tim PJBW pekan ke-34 (Jumat 25 Juli 2025) melintas di kawasan Babelan (Kabupaten Bekasi) dan sekitar Stasiun Bekasi (Kota), masih mendapati tukang becak yang mangkal. Kendati dalam seharinya, kata mereka, belum tentu dapat penumpang.

Pak Romli dan Pak Kemeh, tukang becak yang mengaku sudah puluhan tahun bergelut dengan pekerjaan tersebut. Mereka memang, karena di masa kecil tak merasakan sekolah formal, akhirnya hanya bisa punyaku pilihan sebagai tukang becak.

“Jalanin pekerjaan jadi tukang becak kayak begini, ya sudah puluhan tahun. Bahkan, saat masih muda dulu, sering mangkal di daerah Pulogadung. Setelah becak dilarang di Jakarta, saya pindah ke Bekasi,” ujar Pak Romli, perantau dari Indramayu (Jawa Barat).

Tukang becak yang ada atau biasa mangkal di dekat Masjid At-Taqwa Kampung Bahagia, Ujung Harapan, Babelan, Bekasi – menurut Pak Romli, jumlahnya tak lebih dari 10 orang. Mereka malah narik becak, bisa secara gantian. Jika dalam satu hari, bisa bawa 2 atau 3 penumpang, lumayan dapat penghasilan.

“Tapi, hampir kebanyakan ordernya untuk bawa atau antar barang. Order itu datang dari sejumlah pedagang, malah sudah jadi pelanggan. Jemput dan antar para pedagang,” timpal Pak Suhebi, perantau dari Cirebon, Jawa Barat.

Selain tukang atau penarik becak, kalangan supir angkot pun, disasar Tim PJBW. Dalam hitungan 10 menit, minimal bisa menemui mereka sebanyak 5 supir angkot. Sebab, kebetulan harus mengisi bensin di kawasan Perumahan Prima Regency, Bekasi Kota.

Bang Noeralim, supir angkot 09 jurusan Stasiun Bekasi – Pasar Babelan, malah mengaku sudah 2 atau 3 kali ketemu Tim PJBW. Baginya, jika menerima satu boks nasi/air mineral, berarti bisane mengirit pengeluaran untuk makan siang.

“Ya, alhamdulillah, bisa ngirit Rp 20 – 25 ribu untuk sekali makan. Semoga Program Jumat Berkah Wartawan, bisa terus jalan. Selain itu, jangan lupa berbagi dengan supir angkot,” aku Bang Noeralim yang sudah menjalani pekerjaan itu selama 3 tahun belakangan.

Sosok Pak Romli, Pak Kemeh dan Bang Noeralim – boleh jadi bisa terpinggirkan oleh layanan transportasi di era digital. Tapi, semangat mereka patut diacungi jempol. Tak harus patah semangat, meski saat ini harus menghadapi era digital.

Sejumlah sukarelawan pelayan lalulintas (Supeltas), juga ikut disasar Tim PJBW. Jumlah mereka mencapai puluhan, hampir ada disetiap perempatan jalan di wilayah Kabupaten/Bekasi Kota. Sementara itu mereka cuma berharap uang recehan Rp 1000 – Rp 2000 dari para pengendara yang lewat.

Bang Hendra, Supeltas yang bisa terlihat di perempatan Giant Teluk Pucung, Bekasi Kota – nampak sibuk mengatur lalulintas yang padat. Ikutan juga mengatur kedua temannya, Bang Eddy dan Bang Burhan. Akibat kemacetan yang terjadi, mereka justru banyak menerima saweran uang recehan.

Selain itu, ada puluhan penerima manfaat yang disasar Tim PJBW. Mulai dari pemulung, pedagang di pinggir jalanan sampai para penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS). Belum lagi buruh tani sayuran, pedagang air galon serta banyak lagi.

Hanya hitungan dua jam keliling, sebanyak 100 boks nasi/air mineral ludes. Sedangkan dari pantauan Tim PJBW di pekan 34 (Jumat 25 Juli 2025), jumlah para penerima manfaat – ada 5 atau 10 kali lipat yang belum tersentuh. (Zat)