Pemprov DKI Prediksi Kenaikan Harga Pangan Capai 40,30 Persen Jelang Lebaran

Pasar Tradisional. (Ist)

Jakarta, Dekannews - Pemprov DKI Jakarta memperkirakan akan terjadi kenaikan harga pangan menjelang Lebaran hingga 40,35 persen.

Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta, Suharini Eliawati mengatakan, peningkatan harga tertinggi terjadi pada minyak goreng kualitas premium mengalami kenaikan lebih dari 100 persen. Sementara pada komoditas minyak goreng curah sebesar 40,35 persen.

Eli menyebutkan kenauikan harga minyak goreng disebabkan terbitnya peraturan dari pemerintah pusat tentang HET minyak goreng curah dan penetapan harga minyak goreng kualitas premium yang ditetapkan melalui mekanisme pasar.

"Penyebab utama adalah berkurangnya pasokan minyak goreng curah yang masuk ke pasar tradisional sehimgga menyebabkan mahalnya harga minyak goreng. Pasokan masuk empat kali namun hanya satu kali saja dalam sepekan," ucap Eli di Jakarta, Jumat (1/4).

Eli melanjutkan, untuk peningkatan harga terendah, terjadi pada komoditas cabai merah besar sebesar 1,39 persen. Meski demikian, harga komoditas hortikultura, yakni komoditas cabai dan bawang lebih terjangkau pada Idul Fitri 2022 dibandingkan kondisi tahun lalu."Karena pasokan pada tahun ini cukup baik dan musim penghujan tidak terjadi saat ini," ucapnya.

Namun untuk harga komoditas hortikultura, menurut dia akan lebih terjangkau pada Idul Fitri 2022 dibandingkan kondisi tahun terutama komoditas cabai dan bawang merah. "Karena pasokan pada tahun ini cukup baik dan musim penghujan tidak terjadi saat ini," ucapnya 

Eli mengungkapkan, untuk harga beras dari awal tahun 2022 sampai sepanjang tahun 2022 diprediksi stabil dikarenakan lancarnya pasokan beras dan tidak terjadi gagal panen di daerah produsen.

Untuk bahan pangan segar, lanjut Eli, dengan kenaikan harga tertinggi adalah pada komoditas daging sapi sebesar 16,85 persen yang disebabjan oleh pemerintah Australia lebih mengutamakan pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri yang melonjak tinggi setelah pandemi Covid-19 mulai terkendali."Kemudian dipicu oleh tingginya biaya impor dan naiknya harga pakan sapi," tutur Eli. (Zat)