Kisruh di PT Asuransi Jiwasraya Makan Korban

Jakarta, Dekannews - Kisruh finansial pada perusahaan asuransi plat merah, PT Asuransi Jiwasraya (Persero), memakan korban yakni Unit Manajer Agency bernama Latin SE. Latin mendapat surat pemecatan sepihak dari PT Jiwasraya.
Pemecatan ini terkait tulisan yang dimuat pada laman blog kompasiana. “Iya, saya telah mendapat surat pemutusan sebagai Pekerja Agen dari PT Jiwasraya. Bahkan hak dan benefit tidak dibayarkan,“ ungkap Latin kepada media, di Bekasi, baru - baru ini.
Latin mengaku, selain surat pemutusan manajemen, PT Jiwasraya juga memberinya surat pernyataan yang menyatakan bahwa semua tulisan yang termuat dalam blog Kompasiana pada 8 Desember 2019 lalu adalah tidak benar. Bahkan, dalam surat itu, dirinya diperintahkan untuk memberikan klarifikasi. Namun surat ini tidak ditandatanganinya. Ia diberi waktu 3 hari untuk melakukan itu.
Latin merupakan Unit Manajer Agency (UM) yang prihatin atas kondisi finansial yang dialami perusahaan asuransi Jiwasraya. Keprihatinannya tersebut dia tuangkan dalam tulisan panjang dan mendalam yang dimuat dalam laman blog Kompasiana, 8 Desember lalu.
Dalam tulisannya, Latin mempertanyakan ketidakmampuan finansial Jiwasraya untuk membayar klaim para nasabahnya sebesar Rp805 miliar. Menurutnya, penyelesaian krisis keuangan Jiwasraya yang awalnya hanya Rp805 miliar kini bertumpuk menjadi Rp16,3 triliun akibat adanya pembiaran terlalu lama menunda tanpa solusi, tidak cepat tanggap dan mengambil suatu keputusan terlalu lama.
Lalu Latin menyarankan solusi untuk membayar kewajiban tersebut dengan bekerja keras dan profesional untuk menggenjot premi income lebih besar, optimalisasi asset dan pertumbuhan investasinya. Latin menambahkan, kewajiban utang itu harus diselesaikan dengan bekerja profesional. Bukan dengan berutang.
Pada bagian lain tulisannya, Latin membandingkan kinerja Dirut PT Jiwasraya Hexana Tri Sasongko dengan Dirut PT Jiwasraya sebelumnya, Hendrisman Rahim. Latin menulis, pada saat Hendrisman memimpin PT Jiwasraya (2008-2018) yang dilakukannya adalah mengejar Income premi sebesar-besarnya dan tetap berinovasi produk. Lalu menggenjot pertumbuhan Hasil Investasi dan Mengejar Laba Perseroan mencapai profit maksimal. Tidak dengan cara membuka utang baru.
Di sisi lain, Latin mengkritik kinerja kepemimpinan Dirut PT Jiwasraya Hexana Tri Sasongko. Latin menilai, pada masa kepemimpinan Hexana, pendapatan Income premi kecil dampak dari banyak Produk ditutup dan Mem-PHK Para Pekerja Distribusi PK. Selain itu, hasil investasi menurun seiring dengan income premi perusahaan yang sangat kecil
Pada bagian lain, Latin juga menilai perushaan mengalami kerugian cukup dalam bisa lebih besar kewajiban dari pada income premi yang dibukukan. Ini berdampak tidak terpenuhinya kewajiban jangka panjang dan jangka pendek seperti delay payment Rp805 miliar. Dia juga mengungkapkan, menyelesaikan kewajiban Delay Payment Klaim Rp805 miliar dengan cara berutang & membuka utang baru buat menutupinya dengan menerbitkan MTN Rp500 miliar, utang bank Rp1, 7 triliun, utang BUMN Karya Rp1,4 triliun menjadi total utang baru sebesar Rp3,6 triliun.
Tulisan tersebut membuat kuping panas Manajemen Pusat PT Jiwasraya. Sehingga mereka pun mengambil tindakan sewenang wenang terhadap Latin yang telah bekerja di PT Jiwasraya selama 3 tahun. (kir)